Menelisik Perkembangan Tambua Minangkabau di Bumi Melayu Riau

Sejumlah remaja dan anak-anak berlatih memainkan tambua. (Foto: Andi Affandi/FokusRiau.Com)

23 tahun grup tambuanya berdiri, Firdaus melihat ketertarikan generasi muda akan kesenian ini cukup bagus. Saat ini, grupnya eksis dengan anggota yang umumnya berasal dari kalangan muda. Mereka tidak terlalu berharap pada honor.

Demikian pula dengan sambutan masyarakat yang antusias dengan kehadiran tambua di setiap penampilan grupnya. Tambua selalu mendapat tempat di hati masyarakat Pekanbaru.

Untuk diketahui, para pemain tambua, bagi yang wanita semuanya menutup aurat dan mengenakan jilbab. Mungkin inilah yang menjadi alasan tambua diterima di bumi Melayu yang dikenal islami dan terus berkembang hingga saat ini.

Merebaknya pandemi Covid 19 turut mempengaruhi kegiatan grup tambua MK dan grup lainnya, terlebih lagi sejak ditetapkannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) beberapa waktu lalu.

Jika biasanya ada orderan main setiap minggu, kini cukup jarang dikarenakan berkurangnya aktifitas di luar ruangan. Kondisi ini tak serta merta mempengaruhi semangat para pemain tambua. Para pemain selalu aktif berlatih dua kali seminggu.

“Misi kami adalah mengangkat kesenian ini agar tak dilupakan oleh generasi berikutnya. Jika kami yang sudah tua ini tak lagi bisa menggendong alat musik tambua, agar ke depan ada penggantinya. Inilah salah satu warisan budaya asli Indonesia dari nenek moyang yang harus dilestarikan,” ujar Firdaus.

Di Sumatera Barat sendiri, tambua dari masing-masing daerah berbeda bunyi pukulannya. Misal tambua dari Payakumbuh dan padang, berbeda dengan tambua Pariaman yang sedikit menghentak, seperti mengiringi kesenian tabuik asal Pariaman yang cukup terkenal.

Selama ini di Pekanbaru tambua biasanya lebih banyak digelar pada acara pernikahan. Tak ada ritual-ritual mistis sebelum para penabuh tambua beraksi, meski dalam beberapa penampilan ada yang disertai dengan atraksi menginjak kaca atau beling. (*)

Penulis: Andi Affandi
Editor: Boy Surya Hamta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *