Usaha Roti Binaan Semen Padang Tetap Bertahan di Tengah Covid 19

Amrizal memperhatiakn roti hasil produksinya. Usahanya tetap bertahan di tengah pandemi. (Foto: Istimewa)

PADANG-Saat pandemi Covid 19 seperti sekarang ternyata tak mempengaruhi usaha roti Srimadona di Simpang Apar, Pariaman Utara, Kota Pariaman, Sumbar. Dalam sebulan, pemilik pabrik roti, Amrizal bisa memproduksi sekitar 100.000 roti.

”Alhamdulillah, usaha roti kami tetap bertahan. Omset penjualan sebulan sekitar Rp50 juta,” kata Amrizal, Jumat (2/10/2020).

Pelaku UMKM binaan Corporate Social Responsibility (CSR) Semen Padang itu menuturkan, usaha rotinya memproduksi aneka roti malabar yang terdiri dari lima varian rasa, malabar mentega, coklat, kelapa, stroberi dan malabar nenas. Kemudian, juga ada roti kering.

Dalam sehari mereka memproduksi 5.000 roti. Untuk satu roti, dijual seharga Rp750. Saat ini, ada 6 orang karyawan yang membantu produksi. “Pasar roti Srimadona tidak hanya di Pariaman, tapi sekitar Padang Pariaman dan Lubuk Basung,” ujarnya.

Usaha roti Srimadona ini sudah dimulai tahun 1975 dan didirikan kedua orangtua Amrizal, Akirman (90) dan Nusiar (almh). Sejak tahun1988, usaha roti Srimadona kemudian dikelola Amrizal yang merupakan anak pertama dari 12 bersaudara.

Sebelum mengelola usaha roti Srimadona, Amrizal punya usaha bengkel sepeda motor. Namun karena amanat orangtua untuk mempercayakan dirinya melanjutkan usaha roti Srimadona, Ia menjalankan amanat tersebut.

Meski begitu, tidak mudah untuk mengembangkan usaha roti Srimadona. Bahkan, pada era reformasi tahun 1998, usaha roti Srimadona bangkrut karena krisis moneter yang berdampak kepada melonjaknya harga bahan baku seperti tepung yang mencapai lebih dari 100 persen, sementara harga roti di pasaran tidak naik.

Tidak hanya bangkrut, menurut Amrizal, dampak krisis moneter tersebut, Ia terpaksa menutup usaha roti Srimadona. Usaha roti Srimadona baru kembali dibuka pada 2008, setelah ekonomi mulai stabil pasca-reformasi.

UMKM Binaan CSR Semen Padang
Sebelum dilanda badai krisis moneter, usaha roti Srimadona cukup berkembang. Bahkan dalam sehari, mereka memproduksi sekitar 2.000 roti.

Perkembangan usaha roti itu tidak terlepas dari dukungan CSR PT Semen Padang yang memberikan pinjaman modal usaha sebesar Rp6,5 juta pada tahun 1996.

Uang sebesar Rp6,5 juta yang nilainya cukup besar ketika itu, dimanfaatkan untuk memperbesar tungku pembakaran roti, seiring meningkatnya permintaan roti di pasaran.

Namun sayang, belum sampai dua tahun menjadi binaan CSR Semen Padang, krisis moneter melanda usahanya. “Saya kesulitan membayar cicilan pinjaman ke CSR Semen Padang. Cicilan baru saya lunasi pada awal tahun 2000-an. Setelah pabrik roti Srimadona kembali dibuka pada 2008, saya pun harus berjuang keras untuk membuat usaha roti Srimadona kembali eksist seperti sebelumnya,” katanya.

Perlahan, pabrik roti Srimadona milik ayah enam orang anak itu kembali bangkit. Pada tahun 2013, Amrizal kembali mengajukan pinjaman ke CSR Semen Padang sebesar Rp30 juta. Permohonan pinjamannya disetujui dan dimanfaatkan unuk membeli bahan baku dan kebutuhan pabrik roti Srimadona.

“Terhitung sejak 1996 hingga sekarang, sudah empat kali saya dapat pinjaman modal usaha dari Semen Padang. Terakhir tahun 2018, saya dapat pinjaman modal sebesar Rp70 juta. Alhamdulillah, saya bersyukur sekali bisa menjadi bagian dari UMKM binaan CSR Semen Padang,” ungkap suami dari Nursida (60) itu.

Sejak menjadi UMKM binaan CSR Semen Padang, tambah Amrizal, tidak hanya pinjaman modal usaha yang didapat, tapi dirinya juga mendapat pembekalan tentang pengelolaan manajemen usaha, termasuk manajemen keuangan. Berkat pembekalan tersebut, kemajuan usahanya sejalan dengan peningkatan asetnya. (*)

Penulis: Hendri Parjiga
Editor: Boy Surya Hamta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *