Menelisik Perkembangan Tambua Minangkabau di Bumi Melayu Riau

Sejumlah remaja dan anak-anak berlatih memainkan tambua. (Foto: Andi Affandi/FokusRiau.Com)

PEKANBARU-Tambua atau tambur merupakan seni budaya khas Minangkabau, Sumatera Barat (Sumbar). Kesenian tradisional tersebut kemudian berkembang ke berbagai daerah di tanah air. Perkembangannya tak terlepas dari peran penting perantau yang terus memegang teguh adat dan budayanya.

Salah satunya di Pekanbaru. Sejak puluhan tahun silam, tambua telah menjadi bagian prosesi di berbagai acara berbau adat oleh masyarakat Minangkabau di Pekanbaru.
Tambua sendiri sudah bukan lagi dianggap kesenian langka.

Sedikitnya, ada empat puluhan grup tambua di Kota Bertuah, julukan Kota Pekanbaru ini. Mulai dari yang aktif hingga yang hanya sesekali terlihat berkegiatan.

Firdaus, salah seorang tokoh grup tambua Mambang Kayo Rumbai di sela latihan grupnya di Kelurahan Meranti Pandak, Pekanbaru menceritakan, tambua di Pekanbaru kini sudah bukan menjadi kesenian yang terfokus untuk warga Minangkabau saja.

Namun juga menjadi hiburan tersendiir bagi masyarakat suku lainnya. Diakui, kesenian asal Minangkabau ini sudah lama diterima berbagai suku dan kalangan.

“Bahkan sembilan anak-anak muda pemain tambua kita juga berasal dari beraneka suku, baik Minang sendiri, Melayu, Batak dan Jawa,” ulasnya.

“Sejak berdiri tahun 1997, kita tidak pernah membatasi diri dengan keberagaman suku bangsa di Pekanbaru. Bahkan kita juga siap jika tuan rumah ingin ada pagelaran seni lainnya, misal tari persembahan Melayu dan reog sekalipun,” tambah Firdaus.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *