Tidur Beralas Tikar Berpayung Atap Bocor

Inilah rumah Yurneti (49), warga Kecamatan Tampan yang tak masuk program rumah layak huni. (Foto: M Yasier/FokusRiau.Com)

Gubuk Derita
Yurneti bersama anak bungsunya tinggal di rumah yang sangat tidak layak di tengah rumah-rumah yang berdiri kokoh di lingkungan tempat dia tinggal. Tepatnya di Jalan Cipta Karya Gg Sepat No 5, Kelurahan Sialang Munggu, Kecamatan Tampan.

Sejak memutuskan pisah dari suaminya 12 tahun silam, perempuan yang akrab disapa Eti ini membanting tulang menghidupi dirinya dan anak-anak. Mulai dari menjadi babu di rumah orang, jualan serabutan, sampai sekarang berjualan langkok-langkok (rempah) di Pasar Limapuluh.

Pendapatan sehari-hari sangat jauh dari cukup. Jangankan untuk melakukan perbaikan rumah, perabot rumah saja tidak terbeli. “Di rumah ini tak ada apa-apa. Jangankan kasur atau lemari, tilam untuk tidur saja tak punya. Kami berdua tidur beralaskan tikar, itupun pemberian orang,” lirihnya.

Parahnya, jika hujan tiba. Atap rumah banyak yang bocor. Mereka berdua beranak mesti mencari tempat untuk istirahat di sudut ruangan yang tidak bocor.

Tak hanya itu, dinding rumah yang sudah lapuk juga banyak yang bolong. Bahkan untuk sekedar menempelkan spanduk di dinding tak bisa. Dan tak jarang juga hewan melata seperti Ular, Lipan, Kalajengking, kerap masuk ke rumahnya.

Tak berlebihan jika Eti sangat berharap adanya bantuan pemerintah untuk merehab rumahnya. Dan ketika kabar itu sampai kepadanya, Eti bergegas mengurus. Sayang, upaya yang dilakukannya belum sesuai dengan harapan hingga saat ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *