Pasien Meninggal di Pekanbaru Disebut Positif Covid-19, Padahal Dua Kali Swab Negatif

Zulkardi saat diwawancarai wartawan di Mapolda Riau. (Foto: Istimewa)

Dalam laporannya, Zulkardi mengaku membawa sejumlah data pendukung. Termasuk dari beberapa keluarga pasien yang bernasib sama seperti anggota keluarganya. Dia menuding, terkait permasalahan ini, tidak ada unsur salah input data. Namun lebih kepada ada indikasi kesengajaan.

“Di sini ada pihak keluarga lainnya, kemungkinan mencapai 10 orang yang diperlakukan sama seperti keluarga kita. Maka kita ingin mengungkap permasalahan ini, kita juga ingin Pekanbaru terlepas dari zona hitam,” ucapnya.

“Karena daftar pasien yang dilaporkan positif meninggal karena Corona itu, hoax. Kita ada datanya di sini. Ini akan kita berikan kepada penegak hukum, dalam hal ini Polda Riau,” sambung dia.

Zulkardi sebelumnya mengaku sudah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan tentang masalah tersebut. Instansi itu mengaku salah input data.

“Ini sangat tidak masuk akal, satu mungkin tak apa, tapi ini lebih dari satu. Jadi di sini kuat dugaan ada permainan, ada mafia dibalik bencana Covid-19. Sebelumnya dirawat di RS Ibnu Sina. Hasil swab negatif,” tegasnya.

Sementara itu, Suroto menyebut, apa yang dilakukan dia dan kliennya, tujuannya adalah untuk kebaikan.

“Agar menjadi bahan evaluasi kepada pemerintah. Supaya ada perbaikan. Apa yang disampaikan klien kami, mengacu kepada data yang didapat dari Dinkes Pekanbaru total jenazah pasien covid-19. Nama orangtua beliau dimasukkan ke dalam daftar ini,” tukasnya. (*)

Editor: Boy Surya Hamta
Sumber: Tribunpekanbaru

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *