News  

Bolehkah Merayakan Maulid Nabi? Berikut Penjelasan UAS

Ustadz Abdul Somad. (Foto: Istimewa)

PEKANBARU-Maulid Nabi Muhammad SAW diperingati setiap tanggal 12 Rabiul Awal. Dalam penanggalan Masehi, peringatan hari kelahiran nabi ini jatuh pada Kamis 29 Oktober 2020.

Memperingati Maulid Nabi, memiliki beberapa keutamaan. Namun, ada beberapa pihak yang menganggap kalau merayakan Maulid Nabi, tidak diperbolehkan.

Ustadz kondang Abdul Somad turut meluruskan hal ini. Menurutnya, merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW diperbolehkan, karena sebagai bentuk rasa syukur.

“Berarti dia gak bisa baca kitab. Bahwa Maulid itu disyariatkan dengan dalil-dalilnya. Kalau boleh mensyukuri selamatnya Musa dari kejaran Fir’aun, maka boleh mensyukuri lahirnya Nabi Muhammad SAW,” ujar UAS dikutip dari Youtube Selerong Berdakwah, Rabu (28/10/2020).

Ustaz yang akrab disapa UAS itu bertanya balik pada para jamaahnya, apakah mereka bersyukur atas selamatnya Nabi Musa dari kejaran Fir’aun, dengan menjalankan puasa sunnah pada 10 Muharram.

“Kenapa puasa 10 Muharram As-Syura? Karena mensyukuri nikmat selamatnya Musa dari kejaran Fir’aun. Fir’aun tenggelam di Laut Merah. Maka, kita pun bersyukur atas kelahiran Nabi Muhammad SAW,” tegasnya.

UAS pun menjelaskan bahwa kelahiran Nabi Muhammad SAW, merupakan nikmat terbesar yang diberikan Allah SWT pada umat Muslim.

“Ingatkan mereka dengan nikmat-nikmat Allah. Ingatkan tentang nikmat jagung di Donggala dan Gorontalo. Ingatkan tentang nikmat sehat di Sulawesi, ingatkan tentang nikmat merdeka di Republik Indonesia,” kata dia.

“Tapi ada nikmat terbesar, apa itu? Nikmat datangnya Sayyidina Wa Maulana Muhammad SAW,” tambah Ustaz Abdul Somad. (*)

Editor: Boy Surya Hamta
Sumber: Viva

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *