News  

Pasien Positif di Riau Bertambah 89 Kasus, Satu Orang Meninggal

Kepala Dinas Kesehatan Riau, Mimi Yuliani Nazir. (Foto: RRI)

PEKANBARU-Jumlah pasien terkonfirmasi Covid-19 di Riau, Selasa (2/3/2021) bertambah 89 kasus. Dengan penambahan tersebut, total kasus positif Covid-19 di Riau selama setahun menembus angka 31.541 kasus.

Jumlah pasien yang kini menjalani isolasi mandiri sebanyak 715 orang, pasien yang dirawat di rumah sakit 300 orang.

“Kabar baiknya, hari ini ada penambahan 107 pasien positif Covid-19 yang dinyatakan sembuh. Sehingga total pasien Covid-19 yang sembuh sampai saat ini sebanyak 29.760 orang,” kata Kepala Dinas Kesehatan Riau, Mimi Yuliani Nazir.

Namun pada hari sama, ada penambahan satu pasien yang meninggal dunia akibat Covid-19, yakni Tuan A (75) yang merupakan warga Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil). “Dengan bertambahnya satu pasien yang meninggal dunia tersebut, maka total pasien yang meninggal dunia akibat Covid-19 di Riau sebanyak 766 orang,” kata Mimi.

Belum Terkendali
Ketua Ahli Epidemiologi Riau, dr Wildan Asfan Hasibuan menilai, kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia, termasuk di Riau belum terkendali.

Sebab sebuah daerah bisa dikatakan terkendali jika Effective Reproduction Number atau Rt belum berada dibawah angka 1. Sedangkan secara nasional angka Rt masih diatas angka 1. “Tapi untuk di Riau Rtnya sudah dibawah angka 1. Minggu ini angka Rt di Riau sudah diangka 0,93,” kata dr Wildan, Selasa (2/3/2021).

RT adalah angka penambahan kasus yang terjadi di lapangan setelah mendapatkan berbagai intervensi. Meski Riau Rt nya sudah berada dibawah angka 1, bukan berarti Pandemi Covid-19 sudah terkontrol.

Sebab Rt bukan lah satu-satunya indokantor untuk mengukur sebuah wilayah sudah terkontrol atau belum Pandemi Covid-19 nya.

“Meskipun Rt di Riau sudah dibawah angka 1, tapi positivity rate kita masih tinggi. Kalau standar WHO kan harus dibawah angka lima persen, sedangkan Riau masih diangka 19,5 persen,” katanya.

Karena angka positivity rate di Riau masih tinggi, maka Riau juga belum masuk dalam daerah yang kasus Covid-19 terkontrol. Sebab menurut standar WHO, sebuah wilayah dikatakan sudah terkontrol wabah Covid-19 nya jika Rt nya dibawah angka 1 dan positivity ratenya di bawah 5 persen. “Kalau dua itu bisa dicapai, baru bisa dikatakan terkendali,” ujarnya.

Wildan berharap, dimulainya vaksinasi membuat angka positivity rate di Riau bisa terus turun, hingga menyentuh angka dibawah lima persen. “Cuma saat ini kendalanya pasokan vaksin saja. Karena kedatangan vaksin ke daerah, termasuk di Riau ini kan terbatas. Semua negara berebut vaksin, jadi harus dilakukan bertahap,” katanya.

Selain itu, yang harus ditekankan lagi adalah terkait 3M (Memakai Masker, Mencuci tangan dan Menjaga jarak). “Jadi meskipun sudah divaksin 3 M tetap harus dijalankan,” katanya.

Kemudian pemerintah juga harus tetap menjalankan 3T (Tracking, Tracing dan Treatment). Sebab, kata Wildan jika 3M dan 3T tidak dijalankan, maka penyebaran virus korona akan terus terjadi dan mata rantai penyebaran Covid-19 tidak akan bisa diputus meski sudah ada vaksin.

“Jadi kita harus bisa menuju ke level terkendali dulu lah, setelah baru masuk fase eliminasi dan eradikasi,” katanya. (*)


Sumber: Tribunpekanbaru

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *