Waspadalah!! Banyak Anak-anak Alami Gangguan Mental Akibat Bermain Game

Menjaga dan mengatur pola anak bermain gadget sangat penting agar tak mengganggu mentalnya. (Foto: SehatQ)

PEKANBARU-Selama masa pandemi Covid-19, tenryata banyak anak-anak yang mulai mengalami ganguan mental. Semua terjadi akibat kebiasaan mereka bermain game untuk menghabiskan waktu di rumah. Kebiasaan baru itu telah mempengaruhi kondisi fisik dan mental anak-anak.

Dalam sebuah laporan disebutkan, akibat terlalu sering bermain game anak-anak banyak yang mengalami gangguan mental. Tentu saja kenyatan itu harus menjadi perhatian semua, terutama dalam memulihkan kembali mental anak-anak yang sudah terkontaminasi game.

Jika tidak segera dilakukan perawatan, bisa saja kondisi tersebut akan berimbas pada pertumbuhan anak-anak. Dalam setahun, di Inggris contohnya, jumlah anak-anak dan remaja yang memasuki perawatan akibat kecanduan game terus meningkat.

Para ahli percaya, pandemi yang mengakibatkan lockdown, punya peran kunci dalam peningkatan. Klinik spesialis pertama di Inggris yang khusus merawat orang yang kecanduan game, membuka data validnya.

Di klinik yang dibuka pada 2019 ini–setahun setelah WHO mengakui kecanduan game sebagai kondisi medis–angka yang diperoleh The Guardian menunjukkan, sudah ada 56 orang masuk perawatan antara Januari dan Mei tahun ini.

Dibanding periode yang sama tahun lalu, hanya ada 17 orang yang dirawat. Rumah sakit Nightingale yang juga mengkhususkan diri dalam perawatan gangguan kesehatan mental juga mengalami peningkatan rujukan dan individu yang mencari pengobatan untuk kecanduan game dan teknologi.

Mereka menyebut antara Maret hingga September 2020, jumlah konsultasi terkait kecanduan teknologi meningkat dua kali lipat. Mayoritas yang berkonsultasi adalah orang tua yang mencari bantuan untuk anak-anak mereka yang sudah mulai menunjukkan tanda-tanda aneh.

Pada tahun ini saja, mereka mencatat jumlah konsultasi meningkat sampai empat kali lipat. Patrick Maxwell, terapis kecanduan utama di rumah sakit Nightingale menyatakan, pandemi punya dampak yang signifikan. Terutama bagi anak-anak yang banyak bermain game.

“Saya pikir adanya pandemi dan homeschooling memberi anak-anak lebih banyak paparan waktu layar ponsel,” ujar Maxwell.

“Karena mereka berada di rumah, kesadaran orang tua tentang berapa banyak waktu yang digunakan anak mereka di depan ponsel juga meningkat. Hal itu memicu kecemasan dalam diri orang tua saat mengamati anak-anaknya,” tambahnya.

Sementara itu, Dr Henrietta Bowden-Jones, pemimpin ahli kecanduan game di Royal College of Psychiatrists mengatakan, penutupan sekolah selama lockdown berdampak signifikan pada anak muda yang mengidap gangguan permainan.

“Banyak pasien muda kami melaporkan mereka bermain lebih lama dan kompulsif, sehingga meminggirkan minat dan aktivitas lain, termasuk waktu untuk keluarga,” ujar Bowden-Jones.

“Untuk beberapa pasien, peningkatan permainan menyebabkan perubahan dalam dinamika keluarga. Upaya orang tua untuk memblokir permainan menyebabkan anak-anak merespons dengan kemarahan dan terkadang, dengan agresi fisik,” tambahnya.

Demikian informasi terkait dengan banyaknya anak-anak yang mengalami gangguan mental selama pendemi covid-19. Ternyata ini penyebabnya. (*)


Sumber: Kompas.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *