INDRAGIRI HULU-Memajukan sektor pendidikan di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Riau menjadi salah satu visi misi Bupati Rezita Meylani dan Wabup Junaidi Rachmat lima tahun ke depan. Badai pendemi Covid 19 yang kini melanda tanah air, tak menjadi penghalang untuk mewujudkan hal itu.
Kini, Pemerintah Kabupaten Inhu telah mengizinkan sekolah untuk menggelar belajar tatap muka. Para peserta didik yang sejak dua tahun terakhir belajar dari rumah (daring), mulai kembali bersekolah.
“Kita buka kembali sekolah. Proses belajar tatap muka kembali dilaksanakan. Meski demikian, penerapan protokol kesehatan selama aktivitas pendidikan tetap diberlakukan,” ujar Bupati Rezita kala meninjau sekolah tatap muka di SDN 001 Japura, Kecamatan Lirik, Selasa (31/08/2021).
Dari SDN 001, Bupati Rezita didampingi Plt. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kamaruzaman, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Jawalter, Kepala Dinas Kesehatan Elis Julinarti, Kepala KPBD Ergusfian, Plt Kasat Pol PP Setiyo Sudibyo melanjutkan kunjungan ke SMPN 1 Pasir Penyu.
Bupati Rezita mengapresiasi semangat peserta didik dan tenaga pengajar untuk bersekolah dan mematuhi protokol kesehatan (prokes).
“Kita mengapreasiasi semangat para pelajar dan tenaga pengajar kembali sekolah. Semua sudah menerapkan protokol kesehatan. Memakai masker dan mencuci tangan di tempat yang sudah disediakan. Semua siswa masuk dan keluar sekolah selalu mencuci tangan,” ujarnya.
Rezita menyebut, pemberlakuan pembelajaran tata muka setelah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan memberikan izin sesuai Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri yang menyatakan, setiap sekolah wajib memberikan layanan belajar tatap muka terbatas setelah seluruh pendidik dan tenaga kependidikan nemerima vaksin Covid 19.
Instruksi itu disikapi dengan memberikan vaksin kepada seluruh tenaga pengajar. Inilah perhatian pemerintah dalam memajukan sektor pendidikan di Inhu.
Selain melihat langsung aktivitas belajar mengajar dua sekolah tersebut, Rezita yang merupakan alumni kedua sekolah itu mengaku senang bisa kembali bertemu para guru yang pernah mengajarnya.
Pada kesempatan itu, Rezita menyempatkan diri berdialog dengan para guru, kepala SD dan SMP untuk menyerap aspirasi dan mengetahui kebutuhan sekolah guna terus meningkatkan kualitas pendidikan.
“Kita ingin mengetahui kebutuhan sekolah, supaya proses belajar menjadi semakin baik dan dengan sendirinya kualitas pendidikan akan terus meningkat. Nantinya, anggaran untuk mendukung pendidikan tersebut akan dialokasikan dalam APBD,” tuturnya.
Bupati Rezita juga mengimbau seluruh sekolah di Inhu untuk terus mengingatkan peserta didik mematuhi protokol kesehatan selama pembelajaran tatap muka terbatas. Supaya pembelajaran terus berlangsung dan tidak memicu klaster baru Covid 19 yang berujung pada pencabutan izin pembelajaran tata muka.
Sementara itu, Wakil Bupati Junaidi Rachmat mengimbau seluruh kepala sekolah menyediakan masker, tempat cuci tangan, hand sanitaizer dan pengukur suhu tubuh di sekolah.
“Kami imbau, sementara kegiatan di luar kelas, seperti olahraga atau kegiatan lain ditiadakan dulu. Seluruh peserta didik diharapkan bisa membawa makanan dan minuman sendiri dari rumah,” ajaknya.
Junaidi mengakui, belajar tatap muka lebih efektif dibanding daring. Sebab, anak-anak bisa bertemu dengan teman-temannya dan kreatifitas juga bertambah.
Raih Anggaran Pusat
Plt. Kepala Disdikbud, Kamaruzaman MSi didampingi Kabid Sarana Prasarana PAUD, TK, SD dan SMP, H. Ir.Armen mengatakan, penerapan belajar tatap muka bagi mudir SD dan pelajar SMP di Inhu sudah diberlakukan sejak 18 Agustus 2021.
Kunjungan bupati dan wakil bupati ini untuk meninjau langsung proses belajar mengajar dan penerapan prokes di sekolah. “Alhamdulillah, hasilnya baik dan sesuai harapan. Sekolah telah menyiapkan prokes dengan baik,” ulasnya.
Para pelajar dalam satu ruangan hanya minimal 15 pelajar. Mereka dibagi dua shif untuk murid SD yang berjumlah 58.324 orang. Sementara untuk pelajar SMP di Inhu berjumlah 23.190 orang juga sekolah dalam dua shif.
Dia mengatakan, Bupati Rezita memang sangat peduli dengan kemajuan pendidikan di Inhu. Beliau bersama wabup tidak henti-henti membuat trobosan dan meningkatkan intensitas dialog dengan para tenaga pengajar serta kepala sekolah dalam rangka meningkatkan pembangunan sarana prasarana sekolah.
Tahun ini, rehabilitasi bangunan sekolah sudah dilaksanakan. Ada 109 bangunan SMP direhab dan 325 bangunan SD direhap berat dan ringan serta melakukan penambahan ruang belajar. “Semua dilakukan untuk memacu pembangunan sektor pendidikan di Inhu,” ujarnya.
Kamaruzaman menambahkan, Disdikbud setempat terus berupaya keras mengambil anggaran pembangunan dari Pemerintah Pusat.
Tahun ini, DAK yang diraih dari pusat untuk pembangunan fisik sebesar Rp27,781 miliar. Tahun 2020 lalu, Disdikbud Inhu juga berhasil mengambil anggaran Pemerintah Pusat dengan jumlah cukup besar.
Menurut Kamaruzaman, DAK sebesar Rp27,781 miliar tersebut akan digunakan untk kegiatan fisik, seperti gedung PAUD, TK, SD dan SMP yang tersebar di 14 kecamatan di Inhu.
“Kalau untuk pengadaan komputer tahun ini hanya satu sekolah, yaitu SD Negeri 18 Rengat dengan jumlah 28 unit. Anggaran lainnya akan digunakan untuk kegiatan pembangunan fisik SD berupa kegiatan rehap ruang kelas, labor dan perpustakaan dan WC dengan total anggaran sebesar Rp14,3 miliar,” urainya.
Sementara anggaran pembangunan fisik SMP di 14 kecamatan meliputi kegiatan fisk rehap ruang sekolah, labor, perpustakaan dan WC dengan nilai Rp12,4 miliar. Untuk pembangunan PAUD yang bersumber dari anggaran DAK sebesar Rp483 juta. Semua sudah dalam tahap pekerjaan.
Armen menyebut, anggaran pembangunan yang bersumber dari APBD Inhu hanya diperuntukan bagi kegiatan utilitas, seperti pembangunan pagar sekolah dan vaping blok.
Termasuk untuk penambahan empat ruang belajar di SMP Negeri 03 Kecamatan Batang Gansal dan pembangunan tiga ruang belajar baru di SD Negeri 013 serta rehap dua ruang belajar di SD Negeri 011 Kecamatan Lubuk Batu Jaya dengan total anggaran Rp16 miliar. (adv/diskominfo)