JAKARTA, FOKUSRIAU.COM-Deputi Komisioner Pengawas Perbankan I OJK, Teguh Supangkat mengatakan, dalam 5 tahun terakhir, terjadi penurunan jaringan kantor bank. Setidaknya, sebanyak 2.593 kantor bank ditutup akibat akselerasi transformasi digital perbankan.
“Dapat kami sampaikan beberapa hal terkait akselerasi transformasi digital, antara lain terkait fenomena penurunan jaringan Kantor Bank dari tahun 2017 hingga Agustus 2021 terdapat sejumlah 2.593 kantor yang mengalami penurunan,” kata Teguh dalam Launching Cetak Biru Transformasi Digital Perbankan, Selasa (26/10/2021).
Selain itu, terjadi peningkatan transaksi mobile banking dan internet banking lebih dari 300 persen dari tahun 2016 hingga Agustus 2021. Khususnya untuk transaksi internet banking naik pesat dari tahun 2016 hingga Agustus 2021 ada kenaikan hampir 50 persen.
“Kenaikan cukup signifikan adalah transaksi uang elektronik yaitu dari 2015 tahun 2020 ini meningkat hampir 40 persen dari Rp 5,28 triliun menjadi Rp 204,9 triliun,” ujarnya.
Selain itu, terjadi peningkatan realisasi layanan perbankan elektronik dan layanan perbankan digital. Di tahun 2018 terdapat realisasi 85 layanan, tahun 2019 itu terdapat realisasi 112 dan tahun 2020 terdapat realisasi 124 layanan perbankan elektronik dan layanan perbankan digital.
Dia menyimpulkan, Indonesia telah memasuki suatu era baru industri 4.0 yang ditandai dengan semakin meningkatnya konektivitas, interaksi serta penggabungan antara manusia, mesin dan sumber daya lain semakin cepat.
Ubah Aspek Kehidupan
Akibat dari kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, maka mampu mengubah berbagai aspek kehidupan manusia.
Menurutnya, revolusi ini juga telah membuat bank secara intensif mengkaji-ulang model bisnis tradisional, yang berarti bank harus merespon dengan cepat dan efisien terhadap nasabah dengan menawarkan layanan yang inovatif aman dan sederhana.
“Dapat kami sampaikan bahwa dalam beberapa tahun terakhir kami melihat perbankan Nasional telah mulai melakukan suatu transformasi digital, termasuk mengembangkan layanan dan produk digital. Proses digitalisasi terjadi semakin masif selama Pandemi,” tukasnya. (*)
Editor: Boy Surya Hamta
Sumber: Liputan6.com