Garuda di Ambang Kebangkrutan, Berikut 11 Maskapai Indonesia yang Duluan Bangkrut

Merpati airlines merupakan salah satu maskapai di Indonesia yang mengalami kebangkrutan. (Foto: Kompas.com)

Batavia Air
Maskapai bernama PT Metro Batavia ini mulai beroperasi pada 5 Januari 2002. Batavia Air tak hanya melayani penerbangan domestik, namun juga sejumlah rute internasional dengan menggunakan pesawat Airbus A330-300 dan A320-200.

Pada 30 Januari 2013, Batavia Air dinyatakan pailit oleh PN Jakarta Pusat karena ada permohonan yang diajukan perusahaan sewa guna pesawat International Lease Finance Corporation (ILFC). Sejak itu, maskapai tersebut berhenti beroperasi dan bangkrut.

Sempati Air
Maskapai ini didirikan Desember 1968 dan beroperasi pada Maret 1969 dengan nama PT Sempati Air Transport. Maskapai ini melakukan ekspansi yang besar selama akhir 1980-an hingga 1990-an.

Sempati Air pun sempat melayani rute penerbangan berjadwal ke Singapura, Kuala Lumpur dan Manila. Maskapai ini juga dikenal dengan pelayanannya yang prima.

Namun, Sempati kemudian bangkrut dan bertepatan dengan krisis moneter yang menghantam Indonesia pada tahun 1998. Kabarnya, kebangkrutan juga disebabkan kesalahan manajemen.

Mandala Airlines
Mandala Airlines yang kemudian bernama Tigerair Mandala pertama kali beroperasi pada 17 April 1969. Maskapai ini kemudian dibeli Indigo Partners dan Cardig International tahun 2006.

Mandala berhenti beroperasi pada tanggal 12 Januari 2011. Akhir Februari 2011, para kreditur menyetujui restrukturisasi utang Mandala menjadi saham dan kembali beroperasi bulan Juni 2011.

Sebagai bagian restrukturisasi, pemegang saham mayoritas adalah PT Saratoga Investment Group (51 persen), Tiger Airways dari Singapura (33 persen) serta pemegang saham lama dan para kreditur (16 persen).

Mandala kemudian menghentikan operasionalnya mulai 1 Juli 2014, lantaran kondisi pasar turun dan biaya operasional membengkak karena depresiasi rupiah.

Bouraq Indonesia Airlines
Maskapai ini didirikan tahun 1970 oleh Jerry Albert Sumendap, pengusaha yang menggeluti bisnis kayu. Bouraq mencapai puncak bisnisnya pada era 1980-an.

Tahun 1995, Jerry Sumendap wafat dan posisinya digantikan Danny Sumendap yang melakukan restrukturisasi besar-besaran sejalan dengan ketatnya persaingan. Namun, upaya ini tak berhasil hingga tahun 2005, maskapai ini dinyatakan pailit.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *