Warga Sumbar Temukan Tikus Langka, Kenali Bentuk Fisik dan Cirinya!

Tikus Bulan ditemukan pertama kali di Sumatera Barat. (Foto: BKSDA Resor Agam)

Hewan Asli Indonesia
Ade mengatakan, tikus bulan merupakan hewan nokturnal yang hidup secara soliter dan biasa menandai wilayahnya dengan sekresi berbau menusuk dan tajam seperti bau amonia.

Satwa unik ini tinggal dalam sarang dalam liang, akar, dan kayu. Tikus bulan memakan invertebrata seperti cacing tanah, serangga, lipan, kalajengking, kaki seribu, kepiting, dan moluska. “Selain itu, juga memakan katak dan ikan kecil serta buah,” jelasnya.

Tikus bulan berkembang biak sepanjang tahun dengan masa kehamilan antara 30 hingga 40 hari. Tikus ini merupakan hewan asli Indonesia.

Daerah sebarannya meliputi Semenanjung Malaya (Malaysia, Thailand, dan Myanmar), Sumatera dan Kalimantan (Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam).

Habitatnya adalah hutan primer dan sekunder pada dataran rendah, hutan bakau, hingga perkebunan, terutama di daerah yang agak basah. Jumlah populasi secara global tidak diketahui secara pasti.

“Namun diperkirakan masih cukup umum, tetapi perlu dilestarikan karena langka dan unik walaupun tidak masuk dalam satwa dilindungi,” katanya.

Selain itu, tikus bulan bisa hidup di hutan hujan, dataran rendah, rawa mangrove, hingga perkebunan. Namun, mereka suka dengan tempat yang lembab. Karena itu, di mana pun mereka tinggal, mereka akan membuat rumah di dekat sungai atau rawa. (*)


Editor: Boy Surya Hamta
Sumber: Liputan6.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *