Gus Mahali, Caketum PBNU Ajak Warga Nahdiyin Doa Bersama Jelang Muktamar NU ke 34 Lampung

Calon Ketua Umum PBNU dari luar Jawa, KH Abdul Halim Mahali Lc, LL.B (Hons), MPIR. (Foto: Obrin/FokusRiau.Com)

INDRAGIRI HULU, FOKUSRIAU.COM-Suasana jelang muktamar NU ke-34 di Lampung mulai terasa. Saat ini, kesepakatan soal sosok yang akan memimpin NU periode 2021-2026 masih belum menemukan titik terang.

Calon Ketua Umum PBNU dari luar Jawa, KH Abdul Halim Mahali Lc, LL.B (Hons), MPIR berharap, para ulama dan kyai NU di seluruh tanah air, khususnya warga Nahdliyyin berkenan menggelar doa bersama agar tercipta kesejukan saat Muktamar NU.

Lelaki yang biasa disapa Gus Mahali ini mengukapkan, doa akan menjadi kekuatan dahsyat dalam mengawal persiapan sampai Muktamar NU berjalan.  

“Kita sangat mengharapkan para ulama dan kyai NU di Indonesia mengadakan doa bersama agar pra dan pasca Muktamar NU ke-34 di Lampung berjalan lancar, tidak ada kendala berarti,” ujarnya.

“Soal jadwal Muktamar NU yang belum final, alumnus S-2 International Islamic University Islamabad jurusan Hubungan Internasional itu meyakini, petinggi PBNU akan segera memberikan keputusan dan semua polemik yang sempat terjadi akan segera selesai,” tambah Gus Mahali.

Diakui, perbedaan pandangan dalam menentukan jadwal pelaksanaan muktamar di Lampung memang seolah memunculkan adanya sengketa di kalangan para petinggi PBNU. Namun Gus Mahali yang merupakan Dewan Syuriah PWNU Riau 2015-2020 ini menganggapnya sebagai hal normal dan kondisi kekinian yang menjadi penyebabnya.

Awalnya sudah disepakati jadwal muktamar NU tanggal 23-25 Desember 2021. Namun, karena akan ada pemberlakuan PPKM sebagai antisipasi melonjaknya Covid 19, maka petinggi PBNU dihadapkan pilihan dilematis.

Gus Mahali memahami sulitnya para petinggi membuat keputusan final. Sebab, apapun yang diputuskan, baik memajukan atau memundurkan jadwal muktamar dipastikan memiliki dampak.

Sehingga wajar bila kemudian terjadi pembahasan seru terkait hal ini.

Maka itu, perlu adanya doa bersama warga Nahdliyyin se-Indonesia dapat menjadi senjata paling ampuh dalam menjaga kekompakan di internal pengurus NU di tanah air.

Caketum PBNU kelahiran Riau ini juga meminta Majlis Ta’lim RASAJATI (Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam Wajam’iyyah al-Istighosah) yang diasuhnya di Meranti untuk ikut menggelar doa bersama setiap malam Senin.

Kandidat Ketum PBNU yang telah memperoleh restu Maulana Habib Lutfi Bin Yahya dan sejumlah ulama serta kyai NU ini tak henti menyampaikan urgensi doa akbar agar seluruh petinggi PBNU di Jakarta dan seluruh panitia Muktamar diberi kesabaran dan kesehatan dalam menggelar “Kenduri Akbar Lima Tahunan” bagi seluruh Warga Nahdliyyin tersebut. (*)

Penulis: Obrin
Editor: Boy Surya Hamta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *