PEKANBARU, FOKUSRIAU.COM-Aksi kejahatan penyadapan dan peretasan ponsel pintar, terus meningkat. Biasanya, praktik ini dilakukan hacker untuk mencuri data-data penting dari ponsel.
Namun smartphone yang disadap, biasanya memiliki tanda-tanda khusus dan hal ini dapat diketahui dengan mudah. Pengguna biasanya dapat menemukan keanehan pada ponsel, seperti baterai ponsel yang lebih cepat habis padahal pemakaian normal.
Berikut lima tanda ponsel yang disadap, dilansir dari Techlicious.
Masalah Baterai
Meskipun masa pakai baterai ponsel pasti berkurang dari waktu ke waktu, smartphone yang telah disusupi oleh software perusak umur baterai menurun secara signifikan. Ini karena malware atau aplikasi mata-mata kemungkinan menggunakan sumber daya ponsel untuk memindai perangkat dan mengirimkan informasi kembali ke server kriminal.
Performa Smartphone Lamban
Jika pengguna merasa ponsel miliknya sering macet atau aplikasi tertentu mogok hingga jadi lambat, ada kemungkinan karena disadap. Malware yang berada di ponsel biasanya membebani sumber daya ponsel secara berlebihan atau bentrok dengan aplikasi lain.
Pengguna juga kemungkinan dapat menemukan aplikasi yang terus berjalan meskipun sudah mencoba menutupnya, atau bahwan ponsel ini sendiri crash atau restart berulang-ulang.
Penggunaan Data yang Tinggi
Tanda lain dari ponsel yang disusupi adalah tagihan data yang sangat tinggi di akhir bulan, yang dapat berasal dari malware atau aplikasi mata-mata (spy apps) yang terus berjalan, mengirimkan informasi kembali ke server miliknya.
Ada Panggilan Keluar atau SMS yang Aneh
Jika pengguna melihat daftar panggilan keluar (outgoing call) atau SMS ke nomor yang tak dikenal, waspadalah, ini mungkin kerjaan hacker. Dalam kasus ini, periksa tagihan telepon untuk mengetahui biaya apa pun yang tidak dikenali.
Iklan Pop-up Aneh
Meskipun tidak semua iklan pop-up berarti ponsel telah diretas, tapi pengguna harus hati-hati bila menemukan ini di ponsel. Bisa saja smartphone tersebut disusupi adware, suatu bentuk malware yang memanen klik dan uang korban. (*)
Editor: Boy Surya Hamta
Sumber: CNBCIndonesia