PEKANBARU, FOKUSRIAU.COM-Sekelompok orang, Minggu (19/6/2022) menyerang ratusan petani sawit di Desa Terantang, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Riau. Aksi kekerasan tersebut berlangsung dalam kawasan perkebunan sawit dan langsung beredar luas di media sosial WhatsApp.
Dari beberapa video beredar, salah satunya menggambarkan bagaimana seorang pria menggendong anak perempuan yang menangis dan bersimbah darah.
Pria itu juga tampak menangis sambil berjalan cepat untuk menyelamatkan anak tersebut. Anak kecil itu tampak luka di bagian kepalanya. Warga lainnya juga terlihat menyelamatkan anak-anaknya dari serangan sekelompok pria itu.
Di video lainnya, kelompok pria tersebut membawa senjata tajam samurai, pentungan hingga kayu. Kelompok pria itu tak segan-segan memukul ibu-ibu dengan kayu. Di lokasi ada terlihat anggota TNI yang berusaha melerai, namun aksi para pelaku tak bisa dicegah.
Kelompok pria itu tetap menyerang warga dengan brutal. Akibatnya, banyak warga terluka. Sebagian korban dilarikan ke Rumah Sakit (RS) Bayangkara Polda Riau di Pekanbaru.
Izin Lahan Sawit
Di RS Bayangkara terlihat beberapa orang warga dari Desa Terantang mengalami luka-luka. Ada yang luka di kepala, leher, bahu dan kening. Salah satu korban, Ima (45), mengalami luka lebam di leher terkena lemparan batu dari pelaku.
“Leher saya bengkak, karena dilempar batu sama kelompok yang menyerang kami,” sebut Ima dikutip FokusRiau.Com dari kompas.com, Minggu malam.
Dia mengaku ketakutan saat melihat gerombolan pria itu menyerang pakai samurai. “Mereka mengayun-ayunkan samurai ke kami. Saya sendiri sangat ketakutan,” beber Ima.
Korban lainnya, Fitri (40) mengatakan, kelompok pria itu berjumlah puluhan orang. Pelaku datang menggunakan dua unit bus. Ia menyebut, para pria itu menyerang sekitar pukul 15.30 WIB.
Saat itu, warga yang tergabung dalam Koperasi Produsen Petani Iyo Basamo Desa Terantang, tengah mempertahankan lahannya usai menang banding di pengadilan, terkait dualisme kepengurusan koperasi tersebut.
“Mereka menyerang kami membabi buta. Wanita dan anak-anak banyak yang jadi korban,” kata Fitri.
Sementara itu, anak yang menjadi korban kelompok pria dalam video yang beredar di media sosial juga dibawa ke RS Bayangkara. Saat ditemui, anak itu adalah anak dari Sri Ranti Fatia (28).
Warga mengaku, tidak mengenal satu pun kelompok pria yang melakukan penyerangan itu.
Ketua Koperasi Produsen Petani Iyo Basamo, Yuslianti menyebut, berdasarkan laporan sementara terdapat 20 warga yang terluka.
Dia menduga, para pelaku yang melakukan penyerangan terhadap warga merupakan pelaku bayaran.
“Informasi sementara korban 20 orang. Anak-anak ada tiga orang, dan ada bayi juga. Kondisi warga, ada yang kena luka sayatan di leher, luka di kepala. Ada juga satu korban yang masih di rawat di IGD, karena dikeroyok sama para preman itu. Orang-orang yang menyerang itu bayaran,” sebut Yuslianti dilansir FokusRiau.Com dari kompas.com di RS Bayangkara Polda Riau, Minggu malam.
Para korban akan dilakukan visum sebagai bukti untuk dilaporkan ke polisi. (kpc/bsh)