PEKANBARU, FOKUSRIAU.COM-Morgan Stanley memprediksikan ekonomi India akan menjadi yang terkuat di Asia tahun 2022-2023. Ini terjadi berkat permintaan domestik yang kuat, reformasi kebijakan ekonomi, tenaga kerja muda dan investasi bisnis.
Mengutip CNA, Rabu (10/8/2022), rata-rata pertumbuhan ekonomi India diperkirakan mencapai 7 persen untuk 2022-2023. Kontribusi ekonomi India ke Asia dan global masing-masing 28 persen dan 22 persen untuk pertumbuhan Asia dan global.
Proyeksi Morgan Stanley datang ketika ekonomi terbesar ketiga di Asia itu tumbuh 9,2 persen pada tahun fiskal 2022, pemulihan tajam dari kontraksi 6,6 persen pada tahun sebelumnya karena penguncian covid-19 berdampak parah pada ekonominya.
Negara ini sekarang menargetkan pertumbuhan PDB untuk 2022-2023 pada 8 sampai 8,5 persen.
“Pajak perusahaan yang lebih rendah, skema insentif terkait produksi (PLI) dan India sebagai penerima manfaat potensial dari diversifikasi rantai pasokan akan mengkatalisasi dan mempertahankan permintaan domestik, terutama dalam investasi,” kata para ekonom dalam sebuah catatan Selasa lalu dilansir FokusRiau.Com dari CNNIndonesia.
Tahun 2019, India memotong tarif pajak perusahaan untuk merayu produsen dan menghidupkan kembali investasi swasta, dan meluncurkan skema PLI pada 2020 untuk membantu manufaktur dalam negeri.
Morgan Stanley melihat risiko yang terkait dengan harga energi yang lebih tinggi, didorong oleh perang Ukraina-Rusia dan kendala pasokan. Namun, risiko tersebut sudah mulai surut.
Proyeksi Morgan Stanley muncul ketika ekonomi maju melukiskan gambaran suram, dengan aktivitas bisnis di Amerika Serikat dan zona euro berkontraksi pada Juli, sesuai data PMI mereka.
“Ekonomi diatur untuk menjalankan yang terbaik dalam lebih dari satu dekade karena permintaan terpendam dilepaskan,” kata pialang itu.
Neraca perusahaan yang sehat dan kepercayaan bisnis menjadi pertanda baik untuk prospek investasi India. Sementara India, seperti ekonomi lainnya, juga turut menaikkan suku bunga untuk memerangi inflasi.
Morgan Stanley mengatakan anggaran negara itu sebesar 39,45 triliun rupee atau setara dengan US$529,7 miliar untuk tahun fiskal saat ini, terus condong untuk mengangkat investasi publik.
Dia memperkirakan, konsumsi domestik India akan meningkat dan ekspor jasa bertahan lebih baik daripada ekspor barang. (bsh)