KAMPAR, FOKUSRIAU.COM-Musim kemarau yang melanda wilayah Kampar dan sekitarnya membuat debit air waduk PLTA Koto Panjang menyusut. Itu terlihat dari perbandingan tinggi elevasi pada awal memasuki musim kemarau setelah Mei 2023 lalu.
Pada puncak musim hujan, Mei 2023 lalu, elevasi sempat menyentuh 82,50 meter di atas permukaan laut (MdPL).
Angka itu sudah berada di batad atas normal. Tetpi kala itu, pihak pengelola waduk tidak sampai membuka pintu limpahan (spillway gate).
Sebab volume air masuk (inflow) dari sisi hulu tidak sampai 1000 meter kubik per detik (m⊃3;/s) pada waktu bersamaan. Memasuki musim kemarau, volume waduk terus menyusut.
Kini, elevasi menyusut menjadi 79,39 MdPL, Kamis (20/7/2023). Lalu pada 23 Agustus 2023, pengelola waduk mencatat penurunan ke angka 78,29 MdPL. Elevasi terus menysut hingga September 2023.
Manajer Unit Layanan Pusat Listrik Tenaga Air (ULPLTA) Koto Panjang, Cecep Sofhan Munawar menyebut, tinggi elevasi di angka 77,39 MdPL, Senin (25/9/2023). “(Volume waduk) masih aman,” kata Cecep dikutip FokusRiau.Com dari TribunPekanbaru.
Diketahui, batas bawah elevasi normal Waduk PLTA Koto Panjang di angka 76 MdPL. Elevasi terkini masih di atas batas bawah normal.
Cecep juga memperlihatkan inflow di angka 82,13 m⊃3;/s. Sementara outflow melalui turbin pembangkit lebih tinggi, yakni 89,75 m⊃3;/s.
Menurut dia, outflow turbin itu melalui dua unit pembangkit yang beroperasi. “Satu unit lagi ada pemeliharaan, jadi cuma dua unit aja yang operasi,” katanya, Senin siang.
Waduk ini memiliki tiga unit turbin pembangkit listrik. Menurut Cecep, kedua turbin yang beroperasi dapat bekerja optimal dengan masing-masing menghasilkan listrik 38 Mega Watt (MW). “38 MW kali 2 unit,” katanya.
Ini sesuai dengan kapasitas terpasang tiap unit pembangkit. Sehingga total kapasitas terpasang pembangkit waduk menghasilkan listrik 114 MW, apabila ketiga turbin beroperasi. (bsh)