Anak Gajah Mati di Hutan Pelalawan Riau, Kaki Kanan Depan Nyaris Putus

Tim BBKSDA Riau melakukan nekropsi terhadap anak gajah yang ditemukan mati di Kabupaten Pelalawan, Riau, Kamis (16/11/2023) lalu. (Foto: Dok. BBKSDA Riau.)

PEKANBARU, FOKUSRIAU.COM-Seekor anak gajah ditemukan mati di kawasan konsesi Hutan Produksi Terbatas (HPT) di Kabupaten, Pelalawan, Riau.

Kepala Bidang Teknis Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Ujang Holisudin mengatakan, anak gajah yang mati berusia 2 tahun dengan bobot sekitar 500 kilogram.

“Anak gajah yang mati ini jenis kelamin jantan. Ditemukan mati, Kamis (16/11/2023) lalu,” ujar Ujang melalui keterangan tertulis, Selasa (28/11/2023).

Dikatakan, anak gajah ditemukan mati dengan kondisi terluka di kaki kanan depan yang nyaris putus diduga akibat jerat. Ada tali nilon yang ditemukan masih melekat di kakinya.

“Pada bagian kaki ditemukan ada ikatan tali nilon yang merupakan bekas jerat yang dibuat orang tak bertanggung jawab,” kata Ujang.

Kata Ujang, anak gajah ini yang mati ini berasal dari Kantong Gajah Tesso Tenggara di Kabupaten Pelalawan.

Sebelum ditemukan mati, anak gajah tersebut dilaporkan mengalami luka pada kaki oleh karyawan perusahaan pemegang konsesi akasia di lokasi, pada 13 November 2023. Tim BBKSDA Riau berangkat ke lokasi setelah menerima laporan. Petugas medis satwa sempat berupaya melakukan penyelamatan.

“Tali nilon sudah lama terlilit di kaki kanan anak gajah ini, sehingga menyisakan persendian,” sebut Ujang.

Petugas medis memberikan pengobatan antibiotik, anti-inflamasi, vitamin, infus serta pemberian antidota sehingga anak gajah kembali sadar.

Keesokan harinya, tenaga medis kembali melakukan pengobatan lanjutan. Saat dilakukan pembiusan, anak gajah cenderung agresif dan menghindar.

“Dari hasil observasi lanjutan, tim melihat kaki kanan gajah yang terluka semakin memburuk karena otot dan tendornya sudah putus,” kata Ujang.

Tiga hari berikutnya, tim mendapati gajah sedang berendam di anak sungai yang terhubung dengan kanal yang berdekatan dengan kelompok gajah liar lainnya. Sehingga, petugas kesulitan melakukan pengobatan.

Lalu, pawang gajah atau Mahout mengarahkan anak gajah naik ke darat untuk dilakukan pengobatan. Namun, anak gajah tersebut enggan keluar dan mengeluarkan suara keras. Setelah itu, anak gajah merebahkan dirinya ke dalam anak sungai.

Tenaga medis langsung bergegas turun ke anak sungai. Ternyata, anak gajah tersebut sudah tewas.

“Petugas medis kemudian melakukan nekropsi, dengan hasil bahwa terdapat timbunan cairan pada paru-paru. Kematian anak gajah juga diduga disebabkan karena kondisinya sudah mengalami infeksi, sehingga menyebabkan daya tahan tubuh menurun dan mati,” sebut Ujang dikutip FokusRiau.Com dari laman kompas.com.

Selanjutnya, bangkai gajah dikuburkan di sekitar lokasi kejadian. (bsh)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *