JAKARTA, FOKUSRIAU.COM-Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut, total korban meninggal dunia akibat banjir lahar di Sumatera Barat (Sumbar) mencapai 58 orang.
“Sementara korban hilang bertambah dari 27 menjadi 35 orang dalam pencarian,” kata Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI Suharyanto dalam keterangan resminya, Rabu (15/5/2024).
Selain itu, terdapat 33 warga yang mengalami luka-luka dan kini sedang menjalani perawatan. Adapun untuk jumlah pengungsi akibat bencana tersebut sebanyak 1.543 keluarga.
Kata Suharyanto, BNPB bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat masih terus memutakhir data, seiring dengan adanya temuan-temuan baru dari tim pencarian gabungan.
“Pemerintah menargetkan proses penanganan darurat dapat berjalan optimal dan cepat. Sehingga lokasi terdampak dapat segera pulih dan kembali normal,” ujarnya dikutip FokusRiau.Com dari kompas.com.
Banjir bandang dan tanah longsor melanda sejumlah wilayah Sumbar, Sabtu (11/5/2024) dan Minggu (12/5/2024). Bencana dipicu hujan lebat dan meluapnya aliran sungai yang sebagian besar berhulu di Gunung Marapi.
Banjir yang terjadi diperparah dengan terbawanya material vulkanik dari Gunung Marapi melalui sungai karena hujan lebat di sekitar puncak.
“Hujan yang tinggi di sekitar puncak membawa turun material vulkanis dan menjadi lahar dingin,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari.
Ada lima kabupaten/kota di Sumbar terdampak banjir lahar, yakni Kabupaten Agam, Kabupaten Tanah Datar, Kota Padang Panjang, Kabupaten Padang Pariaman dan Kota Padang. (bsh)