PEKANBARU, FOKUSRIAU.COM-Suasana politik jelang pelaksanaan pemilihan gubernur (Pilgub) Riau, 27 November nanti kian dinamis. Tak hanya berebut dukungan partai pengusung, para calon gubernur yang akan berlaga juga mulai melakukan berbagai manuver.
Bahkan, sadar atau tidak sekarang terindikasi adanya politik gentong babi atau pork barrel politics yang memanfaatkan anggaran pemerintah untuk pencitraan, demi maraih hati masyarakat.
Tentu saja model politik seperti ini dianggap tidak elok untuk kemajuan demokrasi.
Indikasi tersebut muncul setelah Pj Gubernur Riau, SF Hariyanto membagikan sepeda motor kepada aparat desa yang dananya sudah dialokasikan dalam Bantuan Keuangan Khusus (BKK) Desa tahun anggaran 2024 sebesar Rp318.199.529,000.
Hal itu disampaikan SF Hariyanto saat memberikan pengarahan dalam rapat koordinasi kepala desa se-Provinsi Riau, Jumat (3/5/2024) lalu di Hotel Labersa.
“Tahun ini kami menyiapkan anggaran untuk BKK Desa sebesar Rp318 miliar lebih. Bantuan tersebut disalurkan melalui BUMDes dan besarannya berbeda-beda atau variatif sesuai kualifikasi BUMDes,” kata Pj Gubri saat itu.
Dikatakan, tahun ini Pemprov Riau memberikan bantuan dua sepeda motor untuk kepala desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) sebesar Rp45 juta. Di Riau, ada 1.591 desa, jadi total 3.182 unit sepeda motor akan disalurkan.
“Cerita ini mengejutkan dan patut dipertanyakan. Ada baiknya kepala daerah jangan cawe-cawe lah,” kata Ketua Pimda Riau dari Partai Kebangkitan Nusantara, Fajar Simanjuntak, Senin (24/6/2024) di Pekanbaru.
Menurut Dewan Penasehat FKPPI Pusat itu, SF Hariyanto sebelumnya disebut-sebut maju sebagai bakal calon gubernur. Bila benar, tentu saja tindakan yang dilakukan tersebut melanggar etika dan moralitas seorang pemimpin yang kini mendapat amanah pemerintah pusat sebagai Pj Gubernur.
“Pertanyaan yang muncul bukan sekadar soal pembagian sepeda motor, tetapi lebih pada penggunaan dana negara untuk kepentingan politik pribadi,” tegas Fajar.
Fajar meminta agar SF Hariyanto tidak memainkan politik gentong babi. “Dengan kejadian ini, masyarakat diharapkan bisa lebih kritis dalam memilih pemimpin yang berintegritas dan bertanggung jawab demi kemajuan daerah. Jangan cederai pilgub dengan politik gentong babi,” tukasnya.
Terpisah, pengamat Sosial Politik Riau, Fauzi Kadir menilai, SF Hariyanto merupakan pemimpin yang tidak memiliki visi development sustainable untuk Riau.
“Ia ini kan hanya tukang dan pinter nukangi biaya yang besar-besar. Dia juga memiliki pribadi hedonisme dan berbahaya bila jadi pemimpin,” ujar Ketua DPW Partai Ummat Riau tersebut kepada media ini, Senin siang. (bsh)