PEKANBARU, FOKUSRIAU.COM-Produktivitas perkebunan kelapa sawit di Riau kini tengah mengalami penurunan.
Kepala Bank Indonesia Riau Panji Achmad menyebut, banyaknya tanaman kelapa sawit yang sudah berusia tua atau di atas 25 tahun menjadi penyebab turunnya produktivitas.
“Sekitar 60 persen dari lahan sawit di Riau dikelola perkebunan rakyat. Di mana banyak pohon sawit yang kini memasuki usia tua. Selain itu, pemupukan yang kurang optimal turut mempengaruhi penurunan produktivitas,” ungkap Panji, Kamis (10/10/2024).
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, secara kumulatif nilai ekspor Riau periode Januari—Agustus 2024 sebesar US$11,43 miliar atau mengalami penurunan sebesar 8,50 persen dibanding periode sama tahun 2023.
Begitu juga ekspor nonmigas yang didominasi CPO nilainya sebesar US$10,30 miliar, mengalami penurunan sebesar 10,31 persen dibandingkan periode yang sama Tahun 2023.
Sementara pelemahan kinerja perekonomian tidak hanya sektor sawit, dimana sektor migas di Riau juga mengalami penurunan produksi sebesar 8 persen sampai 12 persen per tahun akibat penurunan alamiah pada sumur-sumur migas.
Kondisi ini menyebabkan sektor pertambangan di Riau mengalami kontraksi yang cukup signifikan, sehingga menjadi tantangan besar bagi perekonomian daerah.
Meskipun menghadapi tantangan tersebut, Bank Indonesia tetap optimistis, ekonomi Riau bisa tumbuh positif pada 2024.
“Kami memperkirakan pertumbuhan ekonomi Riau tahun 2024 akan berada di kisaran 3,3 persen hingga 4,1 persen, meskipun sedikit melandai dibandingkan tahun 2023. Kami juga optimis inflasi akan terjaga dalam rentang 2,5%±1 persen,” kata Panji dikutip FokusRiau.Com dari bisnis.com.
Bank Indonesia akan terus memperkuat kebijakan moneter, makroprudensial dan sistem pembayaran untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Riau yang berkelanjutan.
Selain itu, BI bersama Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia sedang melakukan kajian mengenai dampak pengembangan industri pulp dan kertas terhadap ekonomi Riau.
“Kami berharap hasil kajian ini dapat memberikan masukan bagi pemangku kebijakan dalam merumuskan strategi pembangunan yang efektif dan berkelanjutan,” tukasnya. (bsh)