PEKANBARU, FOKUSRIAU.COM-Tensi politik jelang gelaran musyawarah daerah (Musda) Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Riau mulai menghangat. Sejumlah tokoh partai mulai bersiap dan bergerak meraih dukungan dalam upaya menggantikan posisi Syamsuar sebagai ketua.
Saat ini, sejumlah nama tokoh senior seperti HM Rusli Zainal, Johar Firdaus, Yuherman Yusuf, Andi Rahman, HM Haris, Erizal Muluk, Parisman Ihwan, HM Wardan, Ridwan GP dan Yulisman digadang-gadang bakal ikut bertarung.
Kemunculan dua tokoh perempuan, yakni Dr. Karmila Sari dan Hj Septina Primawati Rusli kian membuat peta kandidat calon ketua jadi semakin menarik.
Melihat fenomena tersebut, tokoh senior Golkar Riau, H. Hermansyah menilai, musda merupakan forum tertinggi dalam menentukan arah dan kebijakan partai ke depan. Dirinya juga mendukung munculnya sejumlah nama kader yang siap bertarung di arena musda.
“Banyaknya kandidat yang bermunculan menjadi bukti kecintaan kader terhadap Partai Golkar yang dalam beberapa tahun terakhir mengalami penurunan prestasi,” ujar Hermansyah yang sudah menjadi kader sejak tahun 1979 tersebut.
Dia juga mengingatkan, semangat yang diusung para calon tidak berubah menjadi ambisius yang berpotensi merusak norma dan kaidah partai.
“Ambisi boleh, tapi jangan ambisius. Tepuk dada tanya selera. Kalau benar-benar cinta terhadap Golkar, hindari pendekatan pragmatis yang bisa semakin menjatuhkan partai,” tuturnya.
Hermansyah menekankan, setiap calon ketua memiliki prinsip prestasi, dedikasi, loyalitas, dan tidak tercela atau PDLT. Ia berharap, musda bisa melahirkan pemimpin amanah, kapabel dan berintegritas.
Sejarah baru
Menanggapi munculnya nama kader perempuan seperti Septina dan Karmila, Hermansyah menyambut baik. Menurutnya, ini merupakan langkah positif dan terobosan baru dalam sejarah Golkar Riau.
“Jika benar dua srikandi ini maju, tentu saja bisa menjadi terobosan baru dalam sejarah Golkar Riau dan saya menyambut baik semangat mereka. Karena selama ini, posisi ketua selalu dipegang kaum pria,” kata Sekretaris Dewan Pertimbangan Partai Golkar Riau tersebut.
Apalagi, kata Hermasyah, Septina dan Karmila Sari merupakan kader potensial dengan pengalaman politik yang cukup baik. Keduanya kini juga berada di parlemen memperjuangkan aspirasi konstituennya. Septina sendiri pernah menjadi Ketua DPRD Riau, sementara Karmila Sari kini menjadi anggota DPR RI dan sebelumnya juga pernah menjadi anggota DPRD Riau.
“Keduanya layak untuk maju dan memiliki peluang sama dengan para calon lainnya untuk bisa memimpin Golkar Riau ke depan,” tukasnya.
Meski demikian, musda ini tentunya harus dilakukan sesuai mekanisme yang ada dalam AD/ART partai.
Nantinya, semua keputusan musda final selama tidak bertentangan dengan aturan partai.
Hermansyah menekankan pentingnya menyingkirkan faksi-faksi yang selama ini menjadi benalu di tubuh Golkar.
“Hasil musda Golkar kali ini tentunya akan menentukan nasib Golkar ke depan, apakah akan mampu bangkit dari keterpurukan atau semakin terpuruk dalam konflik internal,” ujar Ketua Dewan Pimpinan Nasional (DEPINAS) SOKSI ini. (bsh)