Direktur PT BSP Ungkap Tantangan dan Capaian Perusahaan

Direktur PT BSP Raihan mengungkapkan berbagai tantangan yang dihadapi perusahaan. (Foto: Istimewa)

SIAK, FOKUSRIAU.COM-PT Bumi Siak Pusako (BSP) tengah menghadapi tantangan dalam operasional. Fasilitas produksi menua, terjadinya congeal di shipping line Zamrud–Minas dan penggunaan moda transportasi minyak mentah yang membutuhkan biaya signifikan, merupakan beberapa tantangan yang menanti.

Selain itu, masih ada soal pelaksanaan Komitmen Kerja Pasti (KKP) yang butuh investasi sekitar USD 130 juta dengan risiko bisnis tinggi dengan waktu pelaksanaan lima tahun sejak 9 Agustus 2022.

Untuk mengatasi itu semua, PT BSP sudah menyiapkan sejumlah strategi. Seperti mempertahankan produksi optimal Wilayah Kerja Coastal Plains and Pekanbaru (WK CPP) dengan moda transportasi sementara sampai shipping line baru dibangun.

Demikian disampaikan Direktur PT BSP Raihan kala memaparkan kinerja operasional, keuangan dan laba positif serta tantangan perusahaan dalam konferensi pers capaian kinerja Pemkab Siak tahun 2025, Senin (29/12/2025) di Pendopo Datuk Empat Suku, Komplek Rumah Rakyat, Siak.

Dikatakan, optimalisasi program kerja dan efisiensi anggaran dan pembangunan shipping line baru berdasarkan hasil feasibility study (FS) dan front end engineering design (FEED) dengan estimasi waktu pengerjaan 2,5 tahun juga akan dilaksanakan.

“PT BSP juga berencana mengajukan pola kerja sama kemitraan dengan skema berbagi risiko dan keuntungan (sharing the risk, sharing the gain) guna menyelesaikan program KKP dengan target calon mitra terpilih di kuartal II tahun 2026,” ujarnya.

Raihan didampingi Corporate Secretary Manager Ardian Ardi dan SPRM Manager Zulfahmi juga menyampaikan kinerja operasional PT BSP sepanjang 2025.

Dijelaskan, untuk program pemboran eksplorasi, sejumlah sumur yang direncanakan masih belum terealisasi. Begitu juga pemboran sumur pengembangan yang ditargetkan sebanyak 10 sumur belum terlaksana.

Sementara kegiatan kerja ulang atau workover terealisasi 4 sumur dari rencana 6 sumur. Kegiatan well service tercapai 100 persen dengan realisasi 217 sumur dari target 217 sumur.

Untuk akuisisi seismik 2D, Raihan menyebut, sudah terealisasi sepanjang 50 kilometer sesuai rencana. Sedangkan studi GGR dari target lima kegiatan baru terealisasi dua kegiatan.

Penundaan proyek pemboran turut dipengaruhi harga rata-rata minyak mentah SLC pada 2025 yang menurun menjadi USD 68,64 per barel. Nilai itu lebih rendah dibanding target APBN sebesar USD 83,82 per barel.

Sehingga perusahaan harus melakukan efisiensi secara optimum agar bisa mencetak laba di tahun 2025.

“Upaya ini membuahkan hasil dengan mencatat kinerja keuangan tahun 2025 yang membukukan laba bersih sebesar USD 1,88 juta,” tuturnya.

Pada kesempatan itu, Raihan juga menyampaikan berbagai prestasi yang diraih, di antaranya Proper Biru secara berturut-turut sejak 2014 hingga 2025, sertifikasi ISO 45001:2018 tentang sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja, ISO 14001:2015 tentang sistem manajemen lingkungan serta sertifikat sistem manajemen K3 dari Kementerian Ketenagakerjaan RI.

Untuk realisasi program Corporate Social Responsibility (CSR), tahun 2024 PT BSP merealisasikan CSR sebesar Rp6,08 miliar, sementara tahun 2025 sebesar Rp4,36 miliar.

“Alhamdulillah, kita mampu menyelesaikan persoalan yang ada dan optimis pada 2026 BSP kembali bangkit. Pada 2025 produksi kita mencapai 7.666 barrel oil per day (BOPD), meningkat dibandingkan 2024 yang sebesar 5.678 BOPD,” tukasnya.

Untuk 2026, PT BSP mulai melakukan lelang pipa, sehingga ke depan diharapkan tidak lagi mengandalkan trucking yang biayanya jauh lebih besar dibandingkan penggunaan pipa.

Asisten II Sekdakab Siak sekaligus Komisaris PT BSP, Heriyanto meminta dukungan semua pihak agar proses lelang pipa dapat berjalan lancar. (bsh)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *