Crypto  

Cryptocurrency, Investasi Ataukah Spekulasi?

Elon Musk yang mempunyai puluhan juta orang pengikut di media sosial contohnya. Ketika dia ingin menaikkan harga bitcoin, dia cukup mengumumkan mata uang kripto ini bisa digunakan untuk pembayaran saat membeli mobil Tesla.

Sebaliknya, saat tujuannya sudah tercapai atau dia ingin mengorbitkan kripto lain, dia pun menyetop penerimaan kripto ini dengan alasan tidak ramah lingkungan.

Tidak heran jika harga bitcoin pernah terbang 20 kali lipat dari US$961 di awal tahun 2017 menjadi sebesar US$ 19.497 di 16 Desember 2017, untuk kemudian dihempaskan lagi ke level US$ 3.237 setahun kemudian (15 Desember 2018).

Rabu minggu lalu, harga bitcoin juga sempat terpelanting 28,6% dari US$ 42.945 menjadi sebesar US$ 30.682. Harga merosot dalam akibat cuitan Musk dan pengumuman larangan penggunaan kripto oleh tiga otoritas keuangan China.

Aset kripto
Di sisi lain, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) menyebut aset kripto sebagai aset yang dapat diperdagangkan di Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) melalui 13 lembaga resmi yang sudah mengantongi izin Bappebti.

Tapi, seperti berjudi di kasino, uang Anda dapat hilang semuanya jika Anda bertransaksi via lembaga tidak resmi, seperti yang kita saksikan di China dan Turki.

Masyarakat kita, dengan literasi keuangan yang masih rendah, sebenarnya belum siap dengan instrumen paling spekulatif ini. Investor institusi juga tidak bijak jika mengalokasikan dananya untuk berspekulasi dalam cryptocurrency.

Exit mobile version