DUMAI, FOKUSRIAU.COM-Kilang Minyak Pertamina Dumai, Rabu (1/10/2025) pukul 21.00 WIB kembali terbakar. Ini merupakan kebakaran kelima kalinya sejak tahun 2008 lalu.
Kebakaran malam tadi diikuti dengan ledakan besar dan kobaran api di area Kilang RU II Putri Tujuh ini. Sontak, kejadian berulang ini memicu kemarahan warga yang sudah muak dengan kejadian berulang tersebut dan membuat mereka tidak nyaman.
“Siapa bertanggung jawab? Seharusnya tingkatkan pengawasan, jika meledak semuanya gimana,” teriak Edi, salah seorang warga di hadapan petugas Pertamina yang tengah berjaga.
Suasana kian ricuh. Warga berteriak-teriak dan memaki petugas yang dianggap lalai menjaga keamanan.
Mereka menolak kembali ke rumah sebelum mendapat penjelasan mengenai penyebab kebakaran. “Kami sudah muak dengan kejadian seperti ini,” seru warga lain yang emosinya memuncak.
Sebagai informasi, Kilang Dumai sudah berdiri sejak 1971 dan merupakan bagian dari Refinery Unit II (RU II) Pertamina. Ini merupakan salah satu kilang terbesar ketiga di Indonesia.
Produk yang dihasilkan cukup beragam, mulai dari solar, diesel, avtur, minyak bakar, minyak tanah hingga produk non-BBM seperti LPG, green coke, dan solvent. Kapasitas olahnya mencapai ratusan ribu barel per hari.
Bagi masyarakat Dumai, kilang ini bukan hanya ikon industri, tapi juga sumber penghidupan bagi ribuan pekerja dan keluarga mereka.
Sejak berdiri, kilang ini sudah beberapa kali terbakar dan meledak. Kejadian pertama tahun 2008. Saat itu, sebuah tangki berkapasitas 5.000 kiloliter terbakar.
Setahun kemudian, pipa bertekanan tinggi di kilang ini meledak dan terbakar.
Kejadian paling memilukan terjadi tahun 2014. Saat itu, ledakan kilang menewaskan beberapa orang.
Kemudian April 2023, insiden ledakan gas compressor memicu api yang melukai sembilan pekerja. Tahun ini, kilang tersebut kembali terbakar disertai bunyi ledakan besar.
Peristiwa ini kembali membangkitkan trauma lama warga yang tinggal di ring 1 kilang. Mereka mengaku selalu diliputi kekhawatiran. (tpc/bsh)