PANGKALPINANG , FOKUSRIAU.COM-Pedangdut sekaligus aktor serba bisa Ageng Kiwi,
Sabtu (23/8/2025) hadir memeriahkan kampanye akbar pasangan calon independen Eka Mulya Putra-Radmida Dawam di Pilkada Ulang Pangkalpinang 2025.
Pasangan calon dengan tagline MERDEKA (Membangun Bersama Radmida dan Eka) itu tengah menggelar hajatan politik besar di Alun-Alun Taman Merdeka dan menghadirkan sejumlah artis ibu kota seperti Ayu Azhari, Lia Emilia dan Heri Gamma.
Namun, bagi Ageng Kiwi, kehadirannya di Pangkalpinang bukan sekadar memenuhi undangan hiburan.
Kata Ageng, langkahnya terjun dalam panggung kampanye MERDEKA sebagai bentuk solidaritas sekaligus penghargaan terhadap perjuangan panjang relawan jalur independen.
“Saya datang ke Pangkalpinang untuk menjadi bagian sejarah bersama masyarakat Pangkalpinang, menjemput kemenangan Paslon MERDEKA agar bapak Eka dan ibu Radmida Dawam bisa memimpin kota ini,” ujar Ageng, Jumat (22/8/2025) malam.
Pernyataan itu tidak lahir dalam ruang kosong. Bagi Ageng, kemenangan pasangan MERDEKA memiliki benang merah dengan kemenangan “Kotak Kosong” pada Pilkada Pangkalpinang sebelumnya.
Saat itu, masyarakat secara tegas memilih jalur berbeda, menolak calon tunggal, dan membuktikan bahwa kedaulatan rakyat tidak bisa ditawar.
“Mari kita teruskan amanah perjuangan Kotak Kosong yang telah memenangkan pertarungan pilkada sebelumnya. Sekarang saatnya kita raih kemenangan nyata di Pilkada Ulang Pangkalpinang 2025. Semangat itu yang membuat saya datang ke sini,” ungkapnya penuh keyakinan.
Ageng Kiwi: Seniman, Produser dan Aktivis Sosial
Ageng Kiwi lahir dengan nama asli Ageng Wahono di Cilacap, Jawa Tengah, 5 Juli 1970, memang tidak asing di telinga publik.
Ia dikenal bukan hanya sebagai penyanyi dangdut, melainkan juga aktor, presenter, produser, bahkan aktivis sosial.
Karier profesionalnya di dunia musik mulai mencuat pada 2002 lewat album Dangdut Jera, lalu berlanjut dengan Irama Cinta (2003), Cintaku Dag Dig Dug Pret (2004), dan Gamang (2005). Lagu “Cintaku Dag Dig Dug Pret” bahkan menjadi salah satu hits ikoniknya.
Popularitasnya semakin melejit pada 2012 lewat singel kontroversial Maaf Kamu Hamil Duluan yang sempat menuai polemik sekaligus membuat namanya kian dikenal di seluruh pelosok negeri.
Ageng tidak berhenti di musik. Ia merambah layar kaca dengan sinetron Si Cecep, berbagai FTV, dan film layar lebar seperti Ssst Jadikan Aku Simpanan (2010) hingga Hantu Gudang Cibubur (2013). Tahun 2014, ia menunjukkan keberaniannya dengan menjadi produser eksekutif film horor-musikal Santet Goyang Dangdut, sebuah karya unik yang mempertemukan dunia musik dangdut dengan genre horor.
Sebagai produser, Ageng Kiwi dikenal punya “tangan dingin” melahirkan talenta baru, misalnya Wulandari dengan gaya goyang jaipongnya dan Tria Handa dengan “goyang serba bisa”. Kreativitas ini menjadikannya salah satu figur penting dalam perkembangan dangdut modern.
Sisi Humanis di Balik Gemerlap Panggung
Di balik sorotan kamera, Ageng Kiwi memiliki kepedulian sosial yang besar. Ia membiayai kehidupan ratusan anak yatim piatu serta menggagas gerakan sosial Misi Kemanusiaan Universal – Barang Bekas Menolong Sesama melalui Komunitas Amal Sedekah Ikhlas (Kasih).
Aktivitas ini membuktikan bahwa eksistensinya tidak semata-mata untuk popularitas, melainkan juga memberi manfaat nyata bagi sesama.
Tak hanya berhenti di dunia seni dan sosial, Ageng juga pernah menapaki jalur politik dengan bergabung dalam struktur Partai NasDem.
Meski kiprah politiknya tidak sebesar karier seni, langkah tersebut memperlihatkan keberanian seorang seniman untuk menyalurkan gagasan dan pengabdian melalui ruang publik yang lebih luas.
Ageng Kiwi dan Politik Kebudayaan
Dukungan Ageng Kiwi terhadap pasangan MERDEKA di Pilkada Pangkalpinang 2025 bisa dibaca lebih jauh sebagai perwujudan politik kebudayaan.
Kehadirannya bukan hanya menambah semarak panggung hiburan, tetapi juga menyuntikkan spirit kebersamaan antara dunia seni dan politik.
Dalam konteks inilah, Ageng mencoba menghadirkan wajah politik yang lebih manusiawi, penuh energi kreatif, sekaligus berpihak pada perjuangan rakyat yang memilih jalur independen.
Dengan rekam jejak panjang sebagai seniman, produser, dan pegiat sosial, Ageng Kiwi seolah ingin menegaskan bahwa politik tidak melulu soal intrik, tetapi juga bisa menjadi panggung solidaritas. Dan Pangkalpinang, pada Pilkada 2025 ini, menjadi salah satu panggung sejarah itu. (Sandy/KBO Babel)