PADANG, FOKUSRIAU.COM-Mabes Polri mengirim tambahan empat anjing pelacak untuk penanganan banjir bandang di Sumatera Barat (Sumbar).
“Kemarin dapat bantuan anjing pelacak untuk jenazah, ada empat. Dua difokuskan di Palembayan, satu di Kota Padang dan satu lagi di Padang Pariaman,” ujar Wakapolda Sumbar, Brigjen Solihin di Jorong Subarang Aia, Salereh Aia Timur, Palembayan, Agam, Sumatera Barat, Jumat (5/12/2025) siang.
Penambahan anjing pelacak atau K9 tersebut diharapkan bisa membantu pencarian korban hilang akibat banjir bandang di Sumbar. Kata Solihin, saat ini masih ada 216 orang yang dilaporkan hilang pasca-banjir bandang di Sumbar.
Sejauh ini, anjing K9 yang bertugas membantu penanganan bencana banjir bandang berasal dari Polda Sumatera Barat dan Polda Riau.
Dengan tambahan personil anjing K9, proses pencarian korban hilang bisa lebih maksimal. “Termasuk kemarin salah satu K9 Reno meninggal, karena usianya yang sudah lanjut,” kata Solohin.
Timnya melakukan penghormatan kepada anjing pelacak tersebut dan dimakamkan dengan layak dan diberikan penghargaan oleh Mabes Polri.
Selain itu, Polda Sumbar juga sudah menerjunkan 4.000 personil untuk membantu penanganan bencana banjir bandang. Para personil ditempatkan di Solok, Kota Padang, Agam, dan Padang Panjang.
“Fokus kami pertama untuk evakuasi warga berkolaborasi dengan TNI,” tambah Solihin.
Banjir bandang di Palembayan telah menewaskan 110 orang dan 58 orang dinyatakan hilang. Warga yang selamat kini tinggal di sejumlah titik pengungsian dan di rumah-rumah sanak saudara.
Tim SAR Gabungan masih berupaya mencari korban yang hilang. Pencarian dilakukan dengan dua metode lewat jalur darat dan sungai.
Bantu Pencarian Korban
Reno merupakan salah satu anjing K9 Polda Riau yang meninggal saat menjalankan tugas operasi pencarian korban longsor di Kabupaten Agam, Sumbar, Minggu (30/11/2025).
Reno merupakan anjing dari ras Belgian Malinois berusia 8 tahun 4 bulan yang dikenal sebagai satwa spesialis SAR dalam Unit Polsatwa Ditsamapta Polda Riau.
Direktur Samapta Polda Riau, Kombes Pol Syahrial M. Said menyampaikan, Reno semula bertugas bersama tim Unit Polsatwa Polda Riau di area longsor sejak pukul 11.00 WIB.
Proses pencarian korban longsor berlangsung intens karena kondisi medan yang berat dan banyak tumpukan material akibat bencana. Kemudian, sekitar pukul 12.30 WIB, Reno tiba-tiba melemah hingga tumbang di lokasi pencarian.
Personel yang mendampinginya segera melakukan evakuasi dan membawa Reno ke klinik hewan terdekat untuk tindakan medis. Meski telah ditangani secara darurat, dokter menyatakan Anjing K9 Polda Riau itu tidak dapat diselamatkan.
Reno adalah salah satu satwa terbaik yang bertugas di Unit Polsatwa Ditsamapta Polda Riau.
Kata Syahrial, Reno telah banyak berkontribusi dalam berbagai operasi kepolisian dan kali ini, dia gugur dalam tugas mulia, yaitu misi kemanusiaan membantu korban bencana alam. Ini adalah pengabdian dan pengorbanan yang sangat besar.
Sebagai bentuk penghormatan terakhir, Reno dimakamkan secara kedinasan dengan upacara penghormatan dipimpin langsung Direktur Samapta Polda Riau dan diikuti pasukan Polsatwa Polda Riau dan Polda Sumbar.
Mengenal Anjing K9
Anjing K9 adalah bagian penting dan sangat terspesialisasi dari sebagian besar departemen kepolisian. Terdiri atas anjing-anjing yang dilatih secara khusus dan dilatih polisi yang sangat terampil.
Anjing K9 sudah melakukan berbagai tugas kepolisian, mulai mencari narkoba dan bahan peledak, menemukan orang hilang, menemukan bukti TKP, melindungi orang hingga menyerang penjahat.
Ada beberapa ras anjing yang lebih baik dilatih menjadi anjing polisi daripada ras lain. Bahkan dalam ras anjing K9 yang paling populer sekalipun, tidak semua anjing memenuhi syarat.
Itulah sebabnya mengapa sebagian besar departemen kepolisian menggunakan anjing yang dibesarkan secara khusus untuk melakukan tugas kepolisian. (kps/bsh)
