PEKANBARU, FOKUSRIAU.COM-Delapan dari 12 kabupaten/kota di Riau kini telah berstatus siaga bencana hidrometeorologi. Ini merupakan langkah antisipatif menghadapi ancaman banjir dan longsor selama musim hujan.
Curah hujan yang terus mengguyur sejumlah wilayah di Riau sejah beberapa hari terakhir memicu meningkatnya risiko banjir dan tanah longsor.
Situasi ini diperparah dengan naiknya debit air di Waduk PLTA Koto Panjang, Kampar yang berpotensi menambah volume aliran sungai ke daerah hilir.
Delapan daerah yang berstatus siaga darurat bencana adalah Kabupaten Rokan Hulu, Indragiri Hilir, Siak, Kuantan Singingi, Rokan Hilir dan Kota Pekanbaru.
Penetapan status siaga itu membuat seluruh unsur terkait berada dalam kondisi waspada penuh, mulai dari kesiapan personel hingga peralatan kebencanaan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran (BPBD Damkar) Riau, M Edy Afrizal mengatakan, status siaga sangat penting untuk memastikan penanganan bencana bisa dilakukan dengan cepat dan terkoordinasi jika sewaktu-waktu terjadi bencana.
“Potensi bencana itu akan ada jika hujan terus menerus. Karena itu perlu kesiapsiagaan. Kita juga sudah kerja sama dengan Baznas dan BNPB menyiapkan peralatan bencana seperti tenda, perahu, termasuk menyiapkan gudang untuk logistik. Jadi kalaupun ada bencana, semua sudah terkomando,” ujar Edy kepada wartawan, Senin (8/12/2025).
Meski sebagian besar daerah sudah bersiap, masih ada empat kabupaten yang belum menetapkan status siaga hidrometeorologi, yakni Kabupaten Kampar, Pelalawan, Indragiri Hulu dan Bengkalis.
“Ada empat daerah yang belum menetapkan status siaga hidrometeorologi. Kami imbau, jangan sampai setelah bencana terjadi baru ditetapkan. Tetapkan dulu sebelum ada kejadian,” ujar Edy.
Dikatakan, keempat wilayah tersebut justru termasuk daerah yang rawan banjir dan longsor, terutama saat curah hujan tinggi seperti sekarang.
Risiko semakin besar jika pintu waduk PLTA Koto Panjang dibuka, yang dapat menyebabkan peningkatan debit air sungai, khususnya di wilayah bantaran sungai seperti Kampar dan Pelalawan.
“Kalau hujan terus turun dan waduk PLTA dibuka, potensi banjir bisa meningkat. Sementara untuk daerah pesisir biasanya rawan banjir rob, seperti di Dumai, Indragiri Hilir, dan Bengkalis. Tapi banjir rob ini umumnya hanya berlangsung singkat, satu sampai dua jam,” tukasnya.
Pemprov Riau terus mendorong kabupaten/kota yang belum menetapkan status siaga agar segera mengambil langkah, demi meminimalkan risiko dan dampak yang bisa ditimbulkan bencana hidrometeorologi. (trp/bsh)




