Banner Bupati Siak

Indonesia Negara Agraris yang Kini Mengimpor Beras

Jokowi memutuskan melakukan impor beras. (dok. Sekretariat Presiden)

PEKANBARU, FOKUSRIAU.COM-Kenaikan harga beras yang bergerak signifikan sejak beberapa bulan lalu, membuat pemerintah menempuh jalan impor. Beberapa negara yang dijajaki adalah China, India, Vietnam, Thailand dan Pakistan.

Diketahui, panen raya padi di sejumlah daerah di Tanah Air mengalami keterlambatan. Kondisi ini terjadi, karena musim kering yang lebih lama dari tahun lalu sebagai dampak anomali cuaca El Nino.

Kebijakan impor beras ini seolah ironi, mengingat janji Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang ingin Indonesia bisa swasembada beras. Bahkan, janji swasembada sudah diucapkan berulangkali sejak periode pertamanya memimpin Indonesia.

Sementara itu, Kementerian Pertanian sampai hari ini masih ngotot produksi dalam negeri yang ditambah impor membuat Indonesia bisa surplus. Meski faktanya di lapangan harga beras tetap tinggi.

Mengutip Harian Kompas dari data Kementan, total produksi beras Januari-Desember 2023 tercatat 30,83 juta ton. Ditambah total beras impor Bulog 2,9 juta ton, stok akhir tahun diperkirakan 33,73 juta ton.

Dengan kebutuhan setahun 30,84 juta ton, berarti akhir tahun masih akan ada surplus 2,89 juta ton. Data yang dirilis Kementan ini pun dipertanyakan karena dinilai tidak akurat dengan fakta di lapangan.

Rencana dan realisasi impor beras Perum Bulog mencatat, realisasi impor beras yang sudah masuk wilayah Indonesia hingga 22 September 2023 adalah sebanyak 1.028.478 ton. Sementara itu, kontrak atas 1,85 juta ton beras impor juga sudah selesai dilakukan.

Direktur Utama Bulog, Budi Waseso mengungkap, pemerintah masih akan menjajaki beberapa negara lain untuk memenuhi kuota penugasan impor beras tambahan untuk Desember 2023 hingga awal 2024, sebesar 1,5 juta ton.

“Begitu ada penugasan itulah yang akan kami lakukan. Kami jajaki negara mana di antara Vietnam, Thailand, Pakistan bisa kalau mereka tidak bisa menutup keran ekspor seperti India, saya akan menghubungi China,” kata Budi dikutip FokusRiau.Com dari Antara, Sabtu (14/10/2023).

Menurut Budi, pemerintah China menyatakan siap untuk mengimpor 1 juta ton beras apabila sewaktu-waktu Indonesia membutuhkan. Pemerintah Indonesia mengapresiasi komitmen dari Negeri Tirai Bambu ini.

Namun, pemerintah akan terlebih dahulu menjajaki negara-negara lain sebelum memutuskan untuk mengimpor dari China salah satunya mempertimbangkan selisih harga yang diberikan.

Pemerintah menargetkan bisa mengimpor 1,5 juta ton beras hingga awal 2024. Namun, Budi mengakui bahwa target tersebut belum tentu tercapai.

“1,5 juta kita usahakan sesegera mungkin tapi menurut saya belum tentu kita bisa dapat semua, paling diupayakan 500 ribu ton. Karena tadi, yang dibutuhkan 700 ribu ton kalau dipakai sampai akhir tahun berarti 1,2 juta ton kan aman untuk persiapan Januari-Maret 2024,” kata Budi.

Budi berujar, pemerintahan berencana kembali melakukan impor beras sebanyak 2 juta ton pada tahun 2024.

“Jangan dikatakan pasti impor, untuk jamin keamanan Bulog dikasih penugasan seperti tahun ini, untuk tahun depan, yaitu mengimpor 2 juta ton beras,” kata Buwas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada 12 Oktober 2023.

Dikatakan, pemerintah terus mengikuti perkembangan produksi petani dan cuaca. Pemerintah tak ingin mengambil risiko apabila stok beras semakin menipis untuk tahun depan.

“Tapi kita enggak mau ambil risiko. Manakala memang prediksinya kurang ya kita datangkan (Beras impor) sesuai kekurangannya itu,” ujarnya.

Menurut Buwas, kuota impor beras tersebut perlu dihitung agar beras yang didatangkan ke Indonesia tidak disimpan terlalu lama dan berkualitas saat disalurkan kepada masyarakat. “Kalau beras ini kita simpan terlalu lama, maka cost-nya tinggi,” ucap dia.

Diketahui, pada akhir tahun 2022, Bulog juga diperintahkan mengimpor 500 ribu ton beras. Realisasi kontrak impor di akhir 2022 ini yang kemudian dilanjut pada 2023. (bsh)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *