Kelompok Massa Hadang Satgas PKH di Kawasan TNTN

Komandan Satgas PKH, Mayjen TNI Dody Triwinarto berdialog dengan massa. (Foto: Istimewa)

PEKANBARU, FOKUSRIAU.COM-Sekelompok massa menghadang Tim Satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH), Kamis (17/7/2025) di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo. Kedatangan tim rencananya untuk menerima penyerahan 415 hektare lahan kebun sawit dari kelompok tani yang dilakukan sukarela.

Ratusan warga, tiba-tiba mengepung dan menghadang tim Satgas PKH yang tiba di lokasi sekitar pukul 10.30 WIB.

Beberapa dari mereka melontarkan makian dan cacian dengan suara lantang kepada petugas. Kata-kata kasar terus bersahutan dari mulut mereka. Mereka juga mencoba mengusir tim Satgas PKH.

Prajurit TNI Angkatan Darat yang sedang melakukan pengamanan juga tak luput dari sasaran amukan.

Bahkan ada pula warga yang mencoba memprovokasi. Dengan tujuan diduga memancing amarah petugas. Banyak pula dari mereka yang merekam dengan kamera ponsel.

Para wartawan yang akan meliput kegiatan juga tak boleh masuk ke lokasi dengan alasan yang tak jelas.

Komandan Satgas PKH, Mayjen TNI Dody Triwinarto yang memimpin langsung kegiatan di lapangan tampak bersikap tenang. Sebelum tiba di lokasi, Mayjen Dody telah memberikan arahan kepada seluruh timnya.

“Kepada seluruh anggota, tetap tenang ya, jangan terprovokasi. Hadapi dengan tenang, tetap humanis,” ungkap Mayjen Dody mengingatkan anggotanya lewat saluran komunikasi.

Saat hendak keluar dari kawasan, ternyata pengadangan kembali terjadi. Sejumlah warga memarkir sepeda motornya di tengah jalan dan memenuhi jalan, menghalangi kendaraan tim yang hendak lewat.

Sempat terjadi ketegangan. Massa mencoba memancing prajurit TNI dengan kontak fisik. Namun lagi-lagi, prajurit TNI tetap menghadapi dengan tenang dan sesuai standar operasional prosedur bertugas.

Hampir 1 jam tertahan, akhirnya lewat upaya negosiasi, mereka akhirnya membuka jalan untuk tim Satgas PKH meninggalkan kawasan.

Kata Mayjen Dody, banyak dari warga saat itu yang tidak mengerti dengan kegiatan Satgas PKH. Apalagi, mereka sudah diprovokasi oknum tertentu.

“Kita mencoba berdialog, masyarakat banyak yang tidak jelas, makanya saya mencoba menjelaskan. Walaupun mereka sudah diprovokasi. Ada provokator. Itu biasa. Saya tidak bisa mewadahi semua keinginan mereka,” ungkapnya.

Dikatakan, masyarakat mencoba menyampaikan aspirasi dengan dasar mereka. Menurutnya, itu merupakan hak dari masyarakat.

Mayjen Dody tegas menyatakan akan menuntaskan persoalan TNTN secara profesional, tanpa ada masyarakat yang tersakiti. (tpc)

Exit mobile version