Ketika Ilmuwan Ungkap Dampak Karhutla, Picu Polusi Ozon Berbahaya

Ilustrasi karhutla membuat kerusakan pada ozon. (Foto: Canva(

PEKANBARU, FOKUSRIAU.COM-Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) telah menghasilkan polutan kasat mata dalam jumlah masif ke atmosfer. Ini membuat langit kelabu dan membuat orang-orang berdiam diri dalam rumah, demi menghindari udara yang tidak sehat.

Namun, ada ancaman kesehatan lain yang tak kasat mata terkait dengan kebakaran hutan, yaitu lapisan ozon.

Sebuah penelitian baru dipimpin University of Utah mendokumentasikan bagaimana asap dari kebakaran hutan secara signifikan meningkatkan konsentrasi ozon, yang sering kali melampaui standar kesehatan.

Ozon adalah molekul oksigen reaktif (O3) yang berbahaya bagi paru-paru dan jaringan sensitif lainnya di tubuh manusia.

Peningkatan konsentrasi ozon ini bahkan terjadi bahkan di tempat-tempat terpencil yang memiliki sedikit sumber emisi prekursor polutan ozon dari manusia, seperti oksida nitrat atau NOx.

Mengutip Phys, Sabtu (9/8/2025), penelitian yang diterbitkan bulan lalu di jurnal Atmospheric Environment ini menyoroti polusi udara ganda di wilayah yang berada di jalur angin dari kobaran api di Amerika Serikat.

Wilayah-wilayah tersebut memiliki tingkat polusi tinggi dari partikel halus (particulate matter) dan ozon.

Masalahnya menjadi rumit, karena ozon tidak dilepaskan secara langsung ke udara. Ozon terbentuk di atmosfer ketika atom oksigen dari polutan lain bergabung kembali melalui proses fotokimia yang membutuhkan bantuan sinar matahari.

Penyebab utama dari pembentukan ozon adalah NOx (nitrogen oksida) dan VOCs (senyawa organik volatil). VOCs merupakan komponen utama dari asap kebakaran hutan, sedangkan NOx lebih terkait dengan sumber emisi buatan manusia, seperti knalpot kendaraan dan cerobong asap industri.

Selain itu, tingkat ozon sangat sulit dimodelkan karena polutan ini dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk kecepatan dan arah angin, suhu, tutupan awan dan waktu dalam sehari.

Untuk lebih memahami hubungan rumit antara asap dan ozon, tim Mallia menggunakan model komputer gabungan, yang dikenal sebagai WRF-Sfire dan WRF-Chem, pada peristiwa asap yang memecahkan rekor pada tahun 2020 yang memengaruhi sebagian besar wilayah Amerika Serikat Bagian Barat.

Periode 15-26 Agustus merupakan salah satu episode kebakaran terburuk di wilayah Barat di era modern.

Kebakaran di California tersebut menghanguskan lebih dari 1 juta hektar di tujuh wilayah utara, menyebabkan kerugian sebesar 12 miliar dolar AS.

Penelitian tersebut lantas menyimpulkan bahwa, rata-rata, keberadaan asap kebakaran hutan meningkatkan konsentrasi ozon sebesar 21 bagian per miliar (ppm).

“Ozon meningkat kira-kira 20 hingga 30 persen karena asap kebakaran hutan,” ungkap penulis utama studi ini Derek Mallia.

Karena tingkat ozon di wilayah Barat sudah tinggi, tambahan polusi ini berpotensi mendorong kadar ozon melampaui standar kesehatan 70-ppb (bagian per miliar) yang ditetapkan oleh Badan Perlindungan Lingkungan AS (U.S. Environmental Protection Agency).

Penelitian juga menemukan fakta yang semakin memperumit masalah yakni keteduhan dari asap kebakaran mengubah kondisi cuaca dan memperlambat pembentukan ozon.

Akibatnya, kadar ozon di dalam gumpalan asap berkurang hingga 10 ppb. Penelitian ini pun menyimpulkan perlunya perbaikan pada model penelitian mengingat kebakaran hutan akan makin sering terjadi seiring dengan perubahan iklim.

Misalnya saja model seperti WRF-Sfire dan WRF-Chem akan sangat krusial untuk memprediksi kualitas udara dan melindungi masyarakat selama musim kebakaran hutan, tetapi alat-alat ini harus terus disempurnakan agar bisa menangani dinamika asap yang rumit. (bsh)

sumber: kompas.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *