JAKARTA, FOKUSRIAU.COM-Korban jiwa yang ditimbulkan akibat bencana banjir dan tanah longsor di Aceh, Sumatra Utara dan Sumatra Barat terus bertambah. Tercatat 753 jiwa meninggal dunia akibat bencana banjir bandang dan tanah longsor di tiga wilayah tersebut.
Data Dashboard Penanganan Darurat Banjir dan Longsor Sumatera Tahun 2025 yang tertulis di situs Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Bencana (Pusdatin BNPB) menunjukkan, jumlah korban jiwa, korban hilang dan korban luka-luka.
“Jumlah meninggal dunia 753 jiwa, hilang 650 jiwa dan korban luka-luka 2.600 jiwa,” tulis data tersebut, Rabu (3/12/2025) pukul 06.30 WIB.
Sebelumnya, Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Selasa (2/12/2025) malam melaporkan, total korban meninggal dunia masih 744 jiwa. Sedangkan 551 orang masih dinyatakan hilang.
Berdasarkan data BNPB hingga pukul 23.30 WIB, Aceh menjadi salah satu wilayah terdampak terparah dengan mencatat 218 korban meninggal dan 227 orang hilang.
Selain itu, masih terdapat empat kabupaten di Aceh yang sangat sulit dijangkau melalui jalur darat, yaitu Bener Meriah, Aceh Tengah, Gayo Lues, dan Aceh Tamiang.
Di Sumatera Utara, jumlah korban meninggal mencapai 301 jiwa, dan 163 orang masih dicari. Wilayah paling terdampak di provinsi ini meliputi Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Sibolga dan Tapanuli Utara.
Sementara itu, Sumatera Barat melaporkan 225 korban meninggal dan 161 warga masih hilang. Kabupaten Agam dan Kota Padang Panjang menjadi daerah dengan kerusakan infrastruktur paling berat, terutama akibat banjir dan longsor di kawasan Gunung Singgalang.
BNPB Distribusikan Bantuan
Dalam konferensi pers, Selasa (2/12/2025) malam, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi BNPB, Abdul Muhari menjelaskan, penyaluran bantuan dilakukan secara intensif melalui berbagai jalur.
Di Sumatera Utara, distribusi logistik dilakukan lewat darat, laut dan udara untuk menjangkau wilayah yang aksesnya terputus. Upaya ini dilakukan guna memastikan kebutuhan para pengungsi tetap terpenuhi di tengah kondisi medan yang sulit.
Sementara itu, di Aceh, operasi modifikasi cuaca (OMC) terus dilaksanakan untuk menekan curah hujan yang kerap menghambat proses pencarian korban dan pembukaan akses jalan.
“OMC membantu mempercepat operasi pemulihan, terutama membuka jalan yang tertutup material longsor maupun lumpur banjir bandang,” ujar Abdul, Selasa sore.
Ditambahkan, empat kabupaten di Aceh masih belum dapat ditembus jalur darat akibat kerusakan parah. Karena itu, helikopter dikerahkan sebagai upaya percepatan distribusi bantuan.
“Kalau sebelumnya Aceh Tengah belum tersentuh logistik pemerintah, hari ini helikopter Caracal mulai membawa dukungan sejak pukul 10 pagi,” ucapnya.
Fokus Penanganan di Sumatera Barat
Untuk wilayah Sumatera Barat, BNPB memberikan perhatian khusus terhadap pembukaan akses di Kabupaten Agam dan Kota Padang Panjang.
Kerusakan infrastruktur di dua wilayah ini menjadi tantangan utama dalam penanganan bencana.
“Untuk Provinsi Sumatera Barat, fokus utama untuk pembukaan akses ada di Kabupaten Agam dan Kota Padang Panjang yang terdampak banjir longsor di kawasan Gunung Singgalang. Ini menjadi atensi dan fokus untuk bisa dipulihkan secepat mungkin,” tegas Abdul.
Pemulihan akses sangat penting untuk memastikan distribusi logistik dan percepatan evakuasi korban dapat berjalan optimal. (kps/bsh)
