Jembatan di Inhil Ambruk, Buat Jembatan Darurat Warga Harus Antri 1,5 Jam

Warga Desa Pulau Kecil inhil menunggu momen yang tepat jika ingin menyeberang di jembatan darurat saat air pasang. (Foto: Istimewa)

INDRAGIRI HILIR-Jembatan Desa Pulau Kecil di Kabupaten Inhil, Riau ambruk. Warga terpaksa menyeberang menggunakan jembatan darurat yang dibangun di sebelah jembatan rusak. Ironisnya, jembatan darurat yang dibangun pun saat ini terendam banjir pasang.

Sehingga masyarakat harus berhati- hari bila ingin melintasi jembatan tersebut. Antrian kendaraan pun tak terhindarkan saat banjir pasang, masyarakat terpaksa harus bergantian dan menunggu kondisi aman untuk menyebrang.

“Masyarakat harus antri sekitar 1,5 jam untuk menyebrang. Sudah ada lebih sebulan mungkin,” ungkap Suryadi Rahman, warga Reteh, Senin (12/4/2021).

Menurutnya, kondisi ini membuatnya lebih memilih ruas jalan lain jika ingin menuju ibukota Inhil, Tembilahan. Sejak itu tidak lagi lewat jembatan itu, karena Suryadi lebih memilih lewat Benteng yang lumayan dekat dari pada lewat Pulau Kijang. “Kalau jembatan di Desa Pulau Kecil ni bagus, ke Tembilahan sekitar 2 jam. Karena rusak bisa 3 sampai 4 jam,” tuturnya.

Jembatan Parit 16 Desa Sungai Kecil merupakan satu diantara jembatan yang ada di jalur lintas Kecamatan Reteh dan Keritang.

Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Inhil mencatat ada sekitar 57 jembatan disepanjang jalan yang menghubungi Desa Pulau Kijang-Desa Sanglar dan Desa Sanglar-Desa Kotabaru.

Semua kondisi jembatan di sepanjang jalur ini pada umumnya dalam kondisi kritis rusak berat dan tinggal menunggu waktu saja untuk ambruk. Kondisi ini pun telah menjadi perhatian DPUPR Kabupaten Inhil yang telah mengupayakan anggaran perbaikan dan pemeliharaan jalan dan jembatan sekitar Rp1,5 miliar pada tahun 2021.

Kepala DPUPR Inhil, Umar ST MT menuturkan, anggaran ini sebagai langkah cepat jangka pendek untuk memperkuat fungsi jembatan agar roda perekonomian masyarakat terus berlangsung. “Tahun ini kami upayakan, semoga tidak ada perubahan lagi. kita perkuat saja dulu sesuai ketersediaan ada, pekerjaan yang sifatnya prioritas,” ujarnya.

Khusus kondisi jembatan parit 16 Desa Pulau Kecil, kata Umar, telah terjadi penurunan jembatan sekitar 10 cm, sehingga saat air pasang dalam jembatan bisa tenggelam sekitar 80 cm. “Kalau kondisi tidak pasang tidak masalah. Karena di daerah kita ada waktu yang pasang dalam. Kemarin kita ukur terjadi penurunan lagi jembatannya,” ujar Umar.

Tidak hanya langkah jangka pendek, DPUPR Inhil juga akan memasukkan DED (desan perencanaan) untuk mendapatkan anggaran membangun jembatan pada 2022 dan 2023. “Kita sangat mengertilah kondisi masyarakat ini. Kita upayakan semaksimal mungkin agar arus lalu litas transportasi angkutan barang dan lainnya berjalan lancar,” tuturnya. (*)

Sumber: TribunPekanbaru

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *