Saat itu, nyaris seluruh aktivitas perekonomian di Batam terganggu dan banyak warga kehilangan mata pencaharian. Namun, ketika memasuki masa adaptasi kebiasaan baru atau new normal, jumlah kasus covid-19 kembali memuncak dan jumlah korban terdampak kian banyak.
Akhirnya bantuan sosial untuk warga dihentikan oleh BP Batam karena ketiadaan anggaran. Untuk tahun depan, Rugi juga tak yakin apakah lembaganya dapat kembali memberikan bantuan sosial kepada masyarakat terdampak covid-19.
Pasalnya, anggaran yang disetujui Komisi VI DPR sebesar Rp2,01 triliun terpakai untuk membiayai operasional lembaganya serta menjalankan penugasan dari pemerintah. Ia menuturkan Rp816,73 miliar dari total anggaran tersebut digunakan untuk program dukungan manajemen sementara Rp1,197 triliun sisanya digunakan untuk pengembangan kawasan strategis.
“Sebelumnya, hanya 104 orang yang kena (covid-19). Setelah Juni, Agustus, sampai sekarang karena anggaran tidak cukup tidak akan kami lakukan lagi,” terangnya. (*)
Sumber: CNNIndonesia