Sementara Association of Optometrist di Inggris juga mengatakan hingga saat ini masih kurang bukti untuk mendukung penggunaan kacamata tersebut.
Ahli kesehatan mata Rishi Singh mengatakan, banyak orang mengalami ketidaknyamanan mata akibat penggunaan perangkat elektronik. Ketidaknyamanan itu dikenal dengan istilah digital eye strain atau computer vision syndrome (CVS).
Saat menatap layar, mata akan secara konstan menggeser fokus dan bergerak sambil melihat layar. Cahaya silau yang muncul dari layar juga akan membuat mata merasa tak nyaman. Ketegangan pada mata, lanjutnya, bukan disebabkan oleh cahaya biru.
“Jadi, meskipun Anda mungkin mengalami iritasi mata karena seharian bekerja pada komputer, ketidaknyamanan itu tidak secara langsung disebabkan oleh cahaya biru,” ujar Singh, mengutip situs Cleveland Clinic.
Menatap layar, lanjut Singh, membuat mata jadi jarang berkedip. Hal itu akan membuat kornea menjadi kering dan teriritasi.
Alih-alih membeli kacamata anti-cahaya biru, Singh justru menyarankan Anda untuk mempraktikkan aturan 20-20-20. Alihkan pandangan setiap 20 menit sekali saat Anda sedang berada lama di depan komputer. Alihkan pandangan pada suatu objek yang berjarak 20 kaki (sekitar 6 meter) selama 20 detik. Cara ini akan membuat mata lebih rileks.
Selain itu, Singh juga menyarankan untuk menggunakan obat tetes mata demi menjaga mata tetap terlumasi saat bekerja di depan komputer.
Terakhir, Anda juga disarankan untuk duduk sejauh 25 inci (sekitar 63 sentimeter) dari layar. Kebanyakan orang yang duduk terlalu dekat dengan layar akan mengalami ketegangan mata.
Hal hampir sama diungkapkan ahli kesehatan mata, Susan Primo. Menurutnya masalah ketegangan mata bukan muncul karena cahaya biru, melainkan penggunaan perangkat elektronik yang berlebihan.
Namun, Primo mengakui bahwa beberapa pasien yang memakai kacamata anti-cahaya biru melaporkan lebih sedikit kelelahan mata. “Jika Anda ingin memakainya dan menemukan manfaatnya, itu tidak masalah,” ujar dia, mengutip WebMD. Hanya saja, Primo menegaskan bahwa hingga saat belum ada penelitian yang membuktikan efektivitasnya. (*)
Editor: Boy Surya Hamta
Sumber: CNNIndonesia