Coba Berhenti Minum Teh Sebulan, Lihat Apa Efeknya bagi Tubuh!

Apa yang terjadi kalau minum teh manis setiap hari? (Foto: Shutterstock)

PEKANBARU, FOKUSRIAU.COM-Minum teh merupakan salah satu bagian dari rutinitas harian beberapa orang. Teh sering kali dijadikan sebagai cara terbaik untuk memulai hari lantaran dapat memberikan dorongan energi yang dibutuhkan tubuh.

Dikutip dari Kompas.com (10/9/2023), teh juga dikaitkan dengan banyak manfaat kesehatan, termasuk mengurangi peradangan dan menurunkan risiko penyakit kronis. Kebanyakan orang dapat meminum 3–4 cangkir (710–950 ml) teh setiap hari tanpa efek samping.

Namun sebenarnya, konsumsi teh berlebihan dapat menyebabkan komplikasi kesehatan jangka panjang. Lantas, apa yang akan terjadi ketika kita berhenti minum teh selama sebulan?

Manfaat berhenti minum teh selama sebulan Dilansir Indian Express (15/10/2023), kepala ahli gizi dari Rumah Sakit Dr LH Hiranandani, Powai, Mumbai, India, Richa Anand mengatakan, efek berhenti minum teh selama sebulan dapat mengakibatkan perubahan sehat pada tubuh, seperti berkurangnya asupan kafein.

Di mana berkurangnya asupan kafein tersebut dapat membantu memperbaiki kualitas tidur dan mengurangi kecemasan pada seseorang.

Selain itu, teh yang dikonsumsi dalam jumlah banyak dapat menimbulkan efek diuretik ringan. Jadi berhenti minum teh dapat membantu mengatasi masalah dehidrasi.

Senada, kepala ahli gizi di Ruby Hall Clinic, Pune, India, Dr Kamal Palia mengatakan, berhenti minum teh dapat mengurangi radikal bebas dalam tubuh sehingga meningkatkan kesehatan sel.

Sehingga hal ini dapat membantu mencegah penyakit pencernaan dan beberapa jenis kanker.
Efek negatif berhenti minum teh selama sebulan.
Sementara itu, untuk sebagian orang, mengonsumsi teh dapat memberi mereka kenyamanan dan relaksasi.

Sehingga menurut Anand, berhenti mengonsumsi teh dapat menyebabkan perubahan psikologis seperti hilangnya kenyamanan dan kepuasan.

“Jika Anda seorang peminum teh biasa dan berhenti minum teh, Anda akan mengalami penghentian kafein dengan tingkat keparahan dan durasinya bervariasi dari orang ke orang,” kata ahli gizi fungsional, CEO dan pendiri iThrive, Mugdha Pradhan.

Ia melanjutkan, gejala khasnya meliputi kelelahan, kabut otak, kurang fokus, kantuk, dan sakit kepala. Namun, dia menambahkan, hal ini biasanya berlangsung selama beberapa hari sampai tubuh menyesuaikan diri dengan berkurangnya kadar kafein.

Adakah pengganti minuman teh?
Jika Anda berencana untuk menghentikan konsumsi teh, Palia menyarankan beberapa alternatif yang dapat menggantikan teh, seperti infus herbal, jus buah atau air panas biasa.

“Infus herbal seperti kamomil atau pepermint menawarkan pilihan bebas kafein dengan rasa unik dan potensi manfaat kesehatan,” terangnya.

Kemudian jus buah, terutama yang secara alami bebas kafein seperti apel atau cranberry, dapat menjadi minuman dingin yang menyegarkan.

“Apalagi, air panas biasa dengan tambahan lemon atau madu bisa meniru hangat dan nyamannya teh tanpa rasa tertentu,” tambahnya.

Palia memaparkan, individu tertentu memang harus lebih berhati-hati jika akan memasukkan teh ke dalam rutinitas harian. Hal tersebut lantaran orang dengan perut sensitif atau penyakit asam lambung mungkin mengalami gejala yang memburuk karena kafein dan tanin dalam teh.

Wanita hamil atau menyusui harus mengurangi asupan kafeinnya karena konsumsi berlebihan dapat memengaruhi perkembangan janin.

“Mereka yang menderita anemia defisiensi besi harus berhati-hati karena tanin dalam teh dapat menghambat penyerapan zat besi. Selain itu, individu dengan kondisi medis tertentu seperti gangguan kecemasan atau aritmia jantung, harus memantau asupan kafeinnya,” tukasnya. (bsh)

Exit mobile version