Karhutla Mulai Kepung Riau, BPBD‎ Kekurangan Alat Pemadam

Petugas melakukan pemadaman karhutla di Riau. (Foto: Istimewa)

PEKANBARU, FOKUSRIAU.COM-Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) mulai mengepung wilayah Riau. Ironisnya, peralatan pemadaman yang dimiliki Badan Penanggulangan Bencana Daerah‎ (BPBD) Riau sejauh ini masih belum memadai untuk mengatasi karhutla.

Bahkan, beberapa alat ada yang tidak bisa dipakai lagi karena sudah rusak.

“Sesuai data yang kami punya, memang peralatan yang tersedia masih kurang. Belum lagi dengan beberapa peralatan yang memang harus diperbaiki. Tapi, itu semua tergantung dengan kondisi keuangan dan penganggaran kita,” kata Kepala BPBD Riau Edy Afrizal, Rabu (30/3/2022).

Dalam upaya penanganan Karhutla di Riau, sejak awal pemerintah telah melibatkan pihak-pihak terkait yang diminta untuk terlibat dan berpartisipasi dalam hal ini.

Menurut Edy, selain peralatan-peralatan yang dimiliki petugas gabungan di lapangan, pihak perusahaan juga telah menyediakan peralatan pembantu. “Laporan yang kami terima, mereka (perusahaan) sudah ready,” ujarnya.

Sejauh ini, upaya koordinasi dengan instansi terkait terus dilakukan, terutama terkait ketersediaan peralatan pemadaman Karhutla di masing-masing daerah rawan, terutama di desa-desa yang telah ditetapkan sebagai desa rawan bencana, ketersediaan dan kelayakan peralatan harus menjadi perhatian bersama.

Sebagaimana diketahui per 21 Maret 2022 lalu, Pemprov Riau melalui BPBD telah menetapkan status siaga darurat bencana Karhutla tingkat provinsi.‎ Penetapan status ini dilakukan setelah adanya 3 daerah di Riau yang lebih dulu menetapkan status sama.

Seperti Kabupaten Bengkalis, Kepulauan Meranti dan Pelalawan. Status siaga darurat bencana Karhutla ini akan habis pada 30 November 2022 mendatang.

Berdasarkan data dari BPBD Riau, sejak awal 2022 hingga saat ini total luas lahan terbakar sudah men‎capai 179,91 hektare. Dengan rincian Rohul 5 hektare, Rohil 3 hektare, Dumai 5,75 hektare, Bengkalis 74,2 hektare.

Kemudian Meranti 7 hektare, Siak 5,98 hektare, Pekanbary 3,63 hektare, Kampar 11 hektare, Pelalawan 22,7 hektare, Inhu 9,15 hektare, dan Inhil 32,5 hektare. Sedangkan kabupaten Kuansing hingga saat ini nihil kebakaran lahan. (*)


Editor: Boy Surya Hamta
Sumber: TribunPekanbaru

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *