Kolom  

Kepemimpinan Singkat Nan Berkualitas Edy Natar

Oleh: Ahmad Tarmizi Yuza*

Ternyata menjadi seorang pemimpin tidak perlu berlama-lama dengan jabatan asalkan efektif dapat menyelesaikan masalah publik, sesuai fungsi administrasi sebagai badan yang menyediakan kebutuhan publik dan menyelesaikan masalah publik.

Meskipun sebagiannya ada kecendrungan pemimpin berambisi memperpanjang jabatan. Padahal sudah habis masa jabatan yah selesainya tugas dan amanah ini lalu mengudurkan diri.

Memang sebaiknya selagi imej kepemimpinan masih positif sebaiknya demikian, ketimbang meninggalkan catatan buruk; tidak berhasil, bermasalah dan berbagai sebutan negatif lainnya yang nantinya menjadi buah bibir pengikut ”rakyat” disana sini.

Kata pepatah melayu Manusia Mati Meninggalkan Nama. Harimau mati meninggalkan Belang. Tragisnya lagi apabila pemimpin dipaksakan mundur oleh rakyatnya dalam gerakkan massal dalam unjuk rasa bahkan anarkis. Inilah konsekwensi berdemokrasi. Kita ingat kembali kejatuhan Soeharto di ujung periode orde baru.

Hal yang paling menonjol yang mesti dimiliki oleh pemimpin publik adalah keberpihak yang jelas kepada masyarakat kelas bawah, komited dan konsisten, mengambil keputusan tepat sasaran dalam menyelesaikan masalah dengan segera dan tetapi serta membangun tepat sasaran berdaya guna yang nyata untuk publik.

Apapun yang dibuat pemimpin yang bijaksana keluarannya adalah kebertanggung jawaban, dan yang menjadi jiwa dalam memimpin itu adalah amanah. Kedua hal ini hakektanya berat pertanggungjawaban dunia akhirat.

Saking hebatnya beban dan tugas pemimpin di dunia sehingga jadi penentu cepat atau lambat ia akan masuk ke dalam syurga. Karena banyaknya manusia dibuat senang oleh kepemimpinannya maka amal positif mengikuti beban tugas yang dilaksanakan. Maka wajar apabila sahabat rasul Umar bin Khatab ketakutan ketika diberi amanah memimpin.

Secara teori konsekwensi keputusan dibuat oleh pemimpin berfek kepada tiga hal menurut parson dan larry dikatakan parson dan larry bahwa output suatu dasar memiliki konsekwensi leadership responsibility, operative responsibility dan moral responsibilities for collective interest (parson dan larry, 1972) 1 Appleby membuat kreteria pemimpin masyarakat yang menjalankan fungsi administrasi dan kebijakan ebagai fungsi politik menyangkut kepentingan hajat orang banyak.

a) be able to deal with people; berkemampuan untuk akses terhadap publik (b) have sence of urgency ; selalu memiliki rasa mementingkan yang paling penting (c) be a good listened; menjadi pendengar keluhan publik dengan baik (d) be effective with people ; senantiasa bertanggungjawab mencapai tujuan masyarakat (e) Surround himself with ablest of people ; menyerahkan dirinya berada dibawah kekuatan/kemampuan rakyat (f) use institutional resources effectively ; menggunakan sumber-sumber organisasi secara efisien, tidak boros dan tidak semena-mena atau foya-foya

(g) avoid using power for own sake; menghindari menggunakan kekuasaan untuk kepentingan diri/kelompok dan menggunakan kekuasaannya untuk kebaikan bersama (h) be self confident ; selalu tampil penuh percaya diri diatas support masyarakat. Pemimpin publik itu akan bertambah kuat jika sistem kebijakan dibuat mendapat dukungan penuh public.

Sementara Drucker dalam realitas management menyatakan bahwa manejemen baru sudah mengubah paradigma lapangan manejemen ke dunia sosio politik artinya ekpansi manejemen sudah semakin terbuka dan luas. Diantaranya menurut Drucker berkarekterkan

(1) The social responsibility of plural institutions (2) Their community responsibility. (3) Their political responsibility (4) The individual’s rights and responsibility (5) The rule and function of government in a plural society (Peter Drucker , 1994).

Apa yang kikemukan Frucker ini sudah dipraktekkan dalam management publik generasi baru yang mempekayakan praktek pemerinthan global hari. Dalam hal ini sebagai pemimpin jangan ragu untuk mengontrol aktivitas perusahaan swasta yang berprilaku buruk di daerahnya. Setidaknya tampil sebagai fasilitator yang efektif. (Yusa, 2024)

Dua bulan jadi gubernur
Sebelumnya Edi Natar menjabat sebagai wakil Gubernur Riau sebagai wakil dari Syamsuar. Namun tidak banyak hal-hal yang spektakuler yang dibisa di karyakan Oleh Wagub Edi. Namun Ia tetap menjadi patner yang setia sehingga kita dengar hampir tidak ada konflik antara Gubernur dengan Wakil Gubernur.

Sehari-hari Ia hari melaksanakan kerja rutin akan tetapi tidak menjadi penentu. Karena ia jarang dibawak untuk ikut megambil keputusan penting. Mulai dari masalah proyek sampai kepegawaian. Meskipun demikian Ia maklum posisinya dan coba sabar dan mengalah.

Pernah sekali Ia meradang sehingga sempat ter ekpos media massa. Sebagai ketua gerakan sholat subuh berjemaah ser Riau yang selalu mobail dari satu masjid ke masjid lainnya dan kadang-kadang memberikan tausiyah. Kadang sempat menjanjikan bantuan ketika Jemaah dan pengurus masjid dikunjungan memerlukan bantuan.

Maka bebarapa masjid pun dijanjikan untuk di bantu. Namun tau-tau dana yang menjadi porsi bantuan sosial Wagub itu dipotong. Sudah tentu peruntukkan jadi tidak pas lagi. Melihat gelagat yang tidak wajar ini Ia sempat meradang. Sebagai pejabat hal ini sangat hal ini berkaitan dengan harga dirinya yang merasa mempermalukannya.

Maka wajar ia bereaksi. Kononnya pemotongan ini atas sepengatahuan Gubernur. Sudah tentu sebagai manusia yang merasa tersakiti dan menyesali atas ketidak wajaran ini. Apalagi dana tersebut di peruntukkan untuk rumah ibadah.

Konflik dan manipulasi lahan sawit di Riau
Suatu pengalaman menarik dari Wakil Gubernur Riau Edi Natar, yang mendobrak menyelesaikan sengketa lahan kebun kelapa sawit yang sangan lama antara masyarakat di Kampung tua Okura Pekanbaru dengan PT Surya Inti Raya yang dikenal (PTSIR) anak perusahaan besar Surya Dumai Grup yang gedungnya menjulang itu mencakar langit itu.

Konflik ini sudah berlangsung lama berpuluh tahun sehingga selalu dilakukan gerakan unjuk rasa. Akan tetapi tak dihiraukan dan kesannya pemerintah tidak serius dan tidak mampu menuntaskan masalah ini.

Padahal yang mesti mereka bantu itu masyarakat asli sebagai masyarakat adat setempat di sepanjang sungai Siak itu. Lalu semenjek Edi Natar jad Gubernur Definitif, masyarakat mengadu nasibnya, lalu direspon dengan baik dengan rasa penuh tanggungjawab oleh Edi.

Kemudian di bentuk tim penyelesaian untuk menuntas masalah ini atas perintah Gubernur ditunjuk kepala Dinas Perkebunan. Akhir dibawah kendali dan perhatian serius Gubernur masalah terselesaikan.

Pihak perusahaan sadar bahwa semestinya mengembalikan hak masyarakat sebagaimana aturan mainnya. Ternyata masalah yang puluhan tahun ini bisa di selesaikan oleh Edi. Hampir jarang terjadi di Riau. Rahman di Pelalawan di desa Desa Sialang Godang sudah lima puluh tahun berjuang dengan perusahaan yang menggarap lahannya. Masih hampa menunggu.

Artinya gerakan yang keputusan dibuat oleh Gubernur Riau dalam waktu singkat ini memang luar biasa “spektakuler” inilah artinya kualitas untuk kepuasan dan kenikmatan pengikut.

Sebagaimana dikatakan John E. Doe dalam Dictionary of Public Administration – Pemerintah daerah Secara umum merujuk kepada sub divisi politik, diantaranya menciptakan kenikmatan kepada masyarakat daerah dalam melaksanakan tugas dan kewajiban. Tujuannya menciptakan kinerja pemda yang efisien, efektif dan akuntabel demi mensejahtrakan masyarakat di “daerah”

Ditemukan banyak lahan perkebunan di manipulasi
Karena banyaknya pengaduan masyarakat mengenai konflik lahan perkebunan kelapa sawit di Riau yang menganggu tugas dan tanggungjawabnya maka Gubernur Riau dua bulan itu memanggil bupati walikota di provinisi untuk segera menuntas masalah yang dialami oleh masyarakat dikampung halaman mereka dengan beroperasinya perusahaan-perusahaan di kebun kelapa sawit ini di Riau.

Tidak cukup hanya itu saja, karena konflik lahan berkaitan dengan perkebunan kelapa sawit ini menjadi masalah krusial dan sudah berlangsung sangat lama. Oleh Pemikiran Edi apa sebabnya persoalan ini terjadi.

Sejauhmana bupati walikota bertanggungjawab dan dapat menyelesaikan masalah ini. Maka dalam tenggang waktu kepimpinnya Ia mengundang sambil melakukan komunikasi persuasi dengan pemimpin daerah otonomi itu.

Kalau boleh sebagai tamparan dan sindiran berat. Karena semestinya sudah bisa diselesaikan oleh para pimpinan daerah. Masih berkaitan dengan ekspansi ekonomi yang mengganggu kegiatan sosial masyarakat. Menyangkut banyaklah ruas jalan yang rusak sehingga Riau mendapat julukan ruasa jalan terjelek di Indonesia.

Bahkan di jalan ibukota Riau kota Pekanbaru hancur berlubang dimana-mana sehingga menghambat kelancaran lalu lintas dan sering menimbulkan kecelakaan.

Mengundang perusahaan 272 perushaan kelapa sawit yang menjalankan usahanya di 12 kabupaten kota se riau akhirnya di dapati hanya 53 persen perusahaan yang memiliki izin Hak Guna Usaha (HGU) selebihnya 47 tanpa izin.

Hal ini sudah terjadi dalam waktu lama. Mendapati kondisi ini beliau sempat emosi dan menegur perusahaan. Artinya tekesan mereka berusaha seenaknya di Riau oleh karena itu Gubernur Edi menyatakan hal seperti ini tidak terjadi lagi. Kesimpulannya ternyata permain dan mata diantara mereka hebat.

Selain hebatnya manipulasi luas lahan kelapa sawit dalam jumlah besar dan perusahan yang beroperasi di daerah tanpa izin kenapa bisa diluar kontrol pemimpin daerah bupati walikota.

Jalan yang hancur di Riau
Edi Natar akhirnya turun langsung ke lapangan tepatnya ke kabupaten Rokan Hilir yang jaraknya lumayan jauh di kota Pekanbaru. Di sana Ia menginstruksikan kepada aparat untuk melakukan evaluasi terhadap mobil angkutan berat yang menggunakan jalan raya.

Karena banyak truk dan moblik tangki kelapa sawit serta mobil kayu ke industri kertas, maka banyak ruas jalan menujuk ke kawasan industri rusak parah. Menurutnya persoalan ini jangan sampai berlarut-larut perlu di identifikasi dan di inventarisir kendaraan dari perusahaan mana saja yang merusak jalan dan mintak tanggungjawabnya untuk juga memikirkan memperbaiki jalan. Ketegasan ini sangat perlu.

Karena beliau berasal dari militer maka mantan Dandim Riau itupun selain tegas juga sering turun langsung ke lapangan memperhatikan kondisi keluhan masyarakat. Beberapa hari selesai banjir di Kerinci oleh luapan sungai Kampar jalan rusak berat.

Gubernur Riau juga prihatin dengan kondisi yang terjadi berulang-ulang. Maka inovasinya muncul untuk mencari jalan keluar masalah ini. Ia menyarankan agar ruas jalan yang sering banjir digenangi air ini, dibuat jalan layang dan segera di tindak lanjuti.

Jembatan Bengkalis-Sumatera ”Spektakuler”
Satu lagi gerakan yang hebat dan spektakuler. Dua hari setelah dilantik menjadi Gubernur Defenitif Gubernur Edi Besama bupati Bengkalis Kasmarnis menanda tangani MOU pembangunan Jembatan Bengkalis Sumatra.

Banyak pihak yang terperanjat dan berdecak kagum, terutama masyarakat pulau Bengkalis yang sudah lama berada di ibukota Kabupaten terisolir. Kalau dahulu menyebarang menggunakan perahu setelah itu berganti dengan Ferri yang membatasi waktu mengakses pulau dengan daratan Sumatra sepanjang ada pelayanan Ferri.

Setelah itu berganti pelayanan semi modern menggunakan Roro yang dilaksanakan puluhan tahun terakhir. Intinya dari pulau ke luar tidak bisa mengakses setiap waktu diperlukan. Hebatnya apabila hari hari besar dan lebaran bisa mengantri berhari-hari.

Kadangkala sering terjadi perkelahian antara penumpang satu dengan lain yang menyerobot giliran antri. Antri pelayanan roro juga banyak mengalami hambatan. Baik oleh factor teknis maupun alam. Edi putra pulau mungkin sangat merasakan hal ini.

Ia sangat prihatin dengan nasib orang pulau Bengkalis ibukota kabupaten itu. Lalu setelah dilantik menjadi Gubenur definitive Ia langsung mengajak bupati Bengakalis menandatangani MOU. Agar persoalan jembatan yang di harapkan dan idamkan ini segera tuntas.

Padahal Bupati berganti bupati dan gubernur berganti Gubernur dengan kemerdekaan setengah abad lebih sudah. Masalah jembatan tak terselesaikan. Inshaallah tangan Sang Jendral Inovatif dan tegas itu dalam waktu dekat sudah ada investor BUMN China yang bersedia membangun.

Pada hari ini sudah tahap pembebasan lahan wilayah yang dilalui ole hakes jembatan. Untuk itu masyarakat Bengkalis sangat berterimakasih kepada Gubernur Edi. Walau dua bula menjabat Gubernur definit, Ia sudah dapat mendedikasikan dirinya untuk rakyat dan jelas tegas dengan dunia usaha yang kerjanya manipulative serrta merusak fasilitas umum.

Banyak lagi aksi spektakuler yang dilakukan oleh Gubernur Edi selama kepemimpinan enam puluh hari lebih itu.

Artinya sebagai pemimpin sepanjang komitmen menjalankan amanah dan tanggungjawab dan bisa berupaya memiliranya sebagai “Care Leaderhip” (Tarmizi, 2024) maka Ia akan jadi pemimpin yang efektif.

Sayangnya kepemimpinan sejenak sehingga masih banyak persoalan yang sangat penting di daerah yang belum teselesai. Intinya yang dinginkan kualitas seorang pemimpin bisa memecahkan masalah dan membawa kenikmatan dan kebahagian bagi masyarakatnya.

Pemimpin yang menginspirasikan perubahan dan memberdayakan pengikut (masyarakat) untuk pencapaian yang tinggi, meningkatkan proses kinerja organisasi. Kemudian menggambleng proses sehingga pengikutnya (masyarakat) turut bersama bertanggungjawab, mempertanggungjawabkan kebersamaan mereka dan akhirnya masyarakat menjadi bagian yang tak terpisahkan. (*)

* Penulis adalah Pengamat Komunikasi Politik Universitas Islam Riau

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *