PEKANBARU, FOKUSRIAU.COM-Seorang pasien RSUD Arifin Achmad (AA) bernama R Sianturi meninggal, Minggu (2/6/2024) pukul 11.55 WIB. Diduga, lambatnya penanganan pasien menjadi salah satu penyebabnya.
“Diakones Ristauli Sianturi (melayani di HKBP Siloam Kandis) hari minggu pukul 11.55 WIB meninggal di RSUD Arifin Ahmad,” kata Ketua Harian Ikatan Keluarga Batak Riau (IKBR) Fajar Menanti Simanjuntak kepada wartawan, Minggu (2/6/2024).
Sebelumnya, pihak keluarga Diakonis Ristauli Sianturi meminta bantuan kepada Fajar Menanti Simanjuntak. Sebab korban sudah tiga hari berada di UGD RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. Tetapi sampai menghembuskan nafas terakhirnya, korban tidak juga mendapatkan tempat di ruang Gawat Darurat (ICCU).
“Padahal saya sudah meminta bantuan Dirut RSUD melalui percakapan daring (whatsApp) agar diberikan ruangan kepada pasien. Namun sampai meninggal belum ada respon. Alasan yang dikemukakan mereka ruangan full. Akhirnya si pasien diletakkan begitu saja,’ ungkap Fajar berlinang air mata.
Namun demikian, Ketua Pimda Riau Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) ini mengaku kesal kepada pihak RSUD, terutama dirut drg Wan Fajriatul Mamnunah yang sulit diajak berkomunikasi.
“Saya kesal kepada dirut ini. Terkesan sombong dan tidak memiliki respon. Kalau gak salah, sudah ketiga kalinya saya mengurus orang agar dibantu pihak RSUD Arifin Achmad, tapi ketiganya berakhir dengan meninggal,” tuturnya.
Dikatakan, sejak RSUD digawangi drg Wan Fajriatul Mamnunah, banyak masalah timbul di rumah sakit plat merah ini. Selain masalah internal, masalah pelayanan dan dugaan malpraktek juga terjadi.
“Sudah banyak korban akibat dugaan keterlambatan penanganan pihak rumah sakit. Karena itu, sebagai masyarakat Riau saya meminta Pj Gubernur mengevaluasi kinerja Dirut RSUD Arifin Achmad agar tidak terjadi lagi hal seperti ini. Kasihan masyarakat apalagi masyarakat yang datang dari luar Pekanbaru,” tukasnya. (bsh)