Amazon Segera PHK 30.000 Karyawan, Langkah Efisiensi dan Fokus Investasi AI

Amazon akan PHK 30.000 karyawan. Ini merupakan langkah strategis melakukan efisiensi dan investasi ke AI (Foto: Reuters)

PEKANBARU, FOKUSRIAU.COM-Amazon dilaporkan segera memberhentikan 30.000 karyawannya. Ini merupakan bagian dari strategi efisiensi biaya dan penyesuaian pasca lonjakan perekrutan di masa pandemi.

Informasi tersebut diungkap Reuters mengutip sumber internal perusahaan, Senin (27/10/2025).

Menurut laporan tersebut, pemberitahuan PHK akan dikirimkan melalui email mulai Selasa, menimbulkan ketegangan di kalangan karyawan. Seorang pekerja Amazon yang diwawancarai GeekWire menyebut, banyak staf kini dalam kondisi cemas menunggu kepastian nasib mereka.

Pemangkasan tenaga kerja ini dikabarkan akan mempengaruhi sejumlah unit bisnis, mulai dari logistik, sistem pembayaran, divisi permainan video hingga Amazon Web Services (AWS).

Bloomberg melaporkan, langkah ini merupakan bagian dari restrukturisasi besar yang difokuskan untuk mengurangi beban operasional sekaligus mengalihkan investasi ke sektor yang lebih strategis.

Tenaga kerja Amazon kini diperkirakan mencapai 350.000 orang dari total 1,54 juta karyawan global hingga 30 Juni 2025, meningkat 3 persen dibanding tahun sebelumnya.

Gelombang PHK ini menjadi yang terbesar sejak 2023, ketika Amazon memangkas 27.000 posisi korporat secara bertahap. Setelah itu, perusahaan secara berkala melakukan pemangkasan kecil di berbagai unit bisnis, termasuk sumber daya manusia.

Menurut laporan Fortune, Amazon juga tengah berencana memangkas hingga 15 persen staf HR dalam waktu dekat.

Langkah efisiensi ini sejalan dengan ambisi Amazon untuk berinvestasi besar-besaran dalam kecerdasan buatan (AI). Perusahaan menargetkan peningkatan belanja modal hingga lebih dari USD 100 miliar pada 2025, naik dari USD 83 miliar pada 2024, dengan fokus utama pada pengembangan infrastruktur AI di AWS.

CEO Amazon, Andy Jassy sebelumnya telah mengisyaratkan perubahan besar dalam kebutuhan tenaga kerja akibat penerapan AI generatif. Dalam memo internalnya, ia menulis:

“Kita akan membutuhkan lebih sedikit orang untuk melakukan beberapa pekerjaan yang ada saat ini, dan lebih banyak orang untuk melakukan jenis pekerjaan baru. Dalam beberapa tahun ke depan, kami perkirakan hal ini akan mengurangi total tenaga kerja perusahaan kami.”

Selain PHK di lini korporat, The New York Times melaporkan bahwa Amazon menargetkan otomatisasi hingga 75 persen operasi pergudangan pada tahun 2033.

Berdasarkan dokumen internal yang bocor, tim robotika Amazon memperkirakan langkah ini dapat mengurangi kebutuhan perekrutan hingga 600.000 pekerja baru selama satu dekade mendatang.

Tren efisiensi ini bukan hanya terjadi di Amazon. Microsoft, sesama raksasa teknologi di kawasan Seattle, telah memangkas lebih dari 15.000 karyawan sejak Mei 2025, termasuk 3.200 di Washington.

PHK besar-besaran itu juga dikaitkan dengan strategi perusahaan untuk memperkuat investasi di sektor AI dan perluasan pusat data global.

Amazon dijadwalkan merilis laporan keuangan kuartal ketiganya pada Kamis mendatang. Investor dan analis memperkirakan laporan tersebut akan menyoroti dampak kebijakan efisiensi, investasi AI dan rencana jangka panjang otomatisasi terhadap profitabilitas perusahaan. (dtc/bsh)

Exit mobile version