PEKANBARU, FOKUSRIAU.COM- Pj Gubernur Riau, SF Hariyanto menyoroti buruknya kinerja Bank Riau Kepri Syariah. Salah satu indikasi buruknya kinerja tersebut dari tingginya angka kredit macet nasabah yang mencapai Rp 1 triliun.
“Tingginya angka kredit macet ini menunjukan buruknya kinerja Bank Riau Kepri Syariah. Bagaimana deviden akan meningkat,” ujar SF Hariyanto kala menghadiri silaturahmi dan milad ke 26 Forum Komunikasi Pemuka Masyarakat Riau (FKPMR), Senin (29/7/2024) di Balai Serindit.
Dikatakan, persoalan ini harus segera diatasi dengan meningkatkan sumber daya manusia yang andal dalam bekerja.
“Persoalan ini dan bagaimana kondisi BUMD lain di Riau juga sudah pernah saya sampaikan juga ke LAM Riau, Tujuannya bagaimana kita bersama sama mencari solusi terbaik demi kemajuan Riau,” tukasnya.
SF Hariyanto mengaku tidak punya kepentingan terhadap BUMD yang ada di Riau, termasuk Bank Riau Kepri. “Saya tidak ada kepentingan. Saya hanya ingin bagaimana Bank Riau Kepri dan BUMD di Riau lainnya bisa memiliki kinerja baik dan berdampak bagi kemajuan daerah, karena itu saya terus mengevaluasi dan memantau perkembangannya,” tukasnya.
Sebelumnya, Ketua panitia pelaksana, DR Mardianto Manan menyampaikan terima kasih kepada Pj Gubernur Riau SF Hariyanto atas perhatian dan dukungan penuh terhadap terlaksananya acara ini.
Dikatakan, acara turut dihadiri sejumlah tokoh masyarakat melayu, seperti Prof Tengku Dahrin, Fauzi Kadir, Hj Azlaini Agoes, H Nasrun Effendi ST, MT, termasuk mantan Gubernur Riau H. Saleh Yasid dan Wan Thamrin Hasyim.
Sementara itu, DR Chaidir MM, Ketua Umum FKPMR dalam orasinya menceritakan bagaimana awal perjuangan tokoh masyarakat Riau yang kemudian sepakat mendirikan FKPMR tahun 1998.
Dikatakan, Riau memiliki tiga pilar penting. Pilar pertama, LAM Riau yang berperan penting untuk memberdayakan adat istiadat Melayu agar tetap ada di masyarakat.
Pilar kedua, kata Chaidir, MUI sebagai lembaga yang mengurus persoalan agama.
Pilar ketiga itu adalah FKPMR. Tugas dan fungsinya, menurut Chaidir memberikan semangat dan pemikiran dalam bidang sosial politik di Riau.
“Kalau ada yang bertanya, apakah FKPMR ikut berpolitik. Jawabnya, harus berpolitik. Karena senua bagian dari upaya untuk memperjuangkan kepentingan masyarakat Riau, termasuk di Pilkada sekarang,” ujar Chaidir.
Soal isu penolakan FKPMR terhadap salah satu calon di Pilgubri, Chaidir menyebut, pilkada esensinya memilih pemimpin. Bukan hanya sekedar gubernur. Pemimpin dimaksud adalah yang bisa mensejahterakan masyarakat dan memberikan keteladanan.
“Inilah makna pemimpin menurut kearifan lokal dalam adat Melayu. Pemimpin yang baik itu harus amanah atau bisa dipercaya, siddiq, fatanah atau cerdas dan tabligh,” ujarnya. (bsh)