Harga BBM Pertalite Aslinya di Atas Rp11.000-an/Liter?

Ilustrasi BBM berkualitas dari Pertamina dengan Pertamax Series dan Dex Series.(Dok. Pertamina)

JAKARTA, FOKUSRIAU.COM-Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membeberkan, harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi seperti pertalite asli di atas level Rp11.000 per liter.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji mengungkap, masih belum ada perubahan harga BBM Pertalite dalam waktu dekat, meski harga minyak dunia kembali melonjak.

Dengan begitu, harga keekonomian dari BBM Pertalite masih berada di angka lebih dari Rp 11.000 per liter.

“Itu sekarang harga minyak naik lagi, jadi harga keekonomian (Pertalite) masih diatas sekitar Rp 11.000 lebih,” jawab Tutuka saat ditanya kapan harga BBM Pertalite akan turun, Jumat (3/2/2023).

Dikatakan, harga minyak dunia menjadi faktor utama dari penentuan harga jual BBM Pertalite. “Sebagian besar (faktor penentu) sih harga minyak aja,” ujarnya.

Diketahui, pada perdagangan Kamis (2/2/2023), harga minyak Brent tercatat US$ 82,17 per barel, turun 0,8 persen dibandingkan posisi sebelumnya. Sementara jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) turun 0,7 persen ke US$ 75,88 per barel.

Sementara dari sisi kurs, rupiah menguat cukup tajam 0,63 persen melawan dolar AS ke Rp 14.875 per US$ Kamis kemarin hingga menyentuh level terkuat sejak September 2022. Dengan posisi tersebut, ada risiko koreksi pada perdagangan Jumat (3/2/2023).

Apalagi, rupiah sepanjang tahun ini sudah menguat 4,4%, nyaris membalikkan separuh pelemahan sepanjang tahun lalu.

Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir juga angkat suara terkait harga BBM Pertalite ini. Erick menyebut, semua pihak pasti akan menyambut baik bila harga BBM Pertalite turun. Namun demikian, ada beberapa hal yang masih menjadi pertimbangan pemerintah, yakni kondisi ekonomi dunia dan juga prediksi harga minyak mentah dunia ke depannya.

“Kalau harga Pertalite turun, kita lebih senang. Pertalite turun, Solar turun, kita lebih senang, bener gak? Tapi kan itu tergantung ekonomi dunia. Saya sudah pernah warning, inget lho, kemarin harganya turun ketika Brent 79 (US$ per barel). Tapi prediksinya bisa 90 (US$ per barel), berarti bisa naik lagi,” ungkapnya kepada wartawan di Jakarta, Kamis (02/02/2023).

“Kenapa? Kemaren IMF sudah bikin statement sepertinya dunia akan terhindar dari resesi berat, ya, tetapi Pak Presiden menyampaikan tetap waspada. Pada saat Covid katanya dulu yang sehat tidak perlu pakai masker, yang sakit pakai masker, seminggu kemudian semua pakai masker. Nah IMF bicara itu. Kalau itu bener, bagus,” tuturnya dilansir FokusRiau.Com dari CNBCIndonesia.com.

Dikatakan, walaupun dunia diperkirakan akan mengalami resesi, namun pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi masih mencapai sekitar 5%. Termasuk negara-negara G20, lanjutnya, diperkirakan pertumbuhan ekonominya masih di bawah Indonesia.

“Artinya apa? kemungkinan tetap ada naik turun (harga minyak). Jadi kita mendukung kalau harga Solar Pertalite (turun), mendukung. Tapi kan tergantung tadi, harga minyak dunia,” ucapnya.

Namun demikian, menurutnya pemerintah masih memberikan subsidi kepada Solar dan Pertalite. “Tapi pemerintah sudah bantu Rp 6.500 untuk Solar, Pertalite Rp 1.100. Banyak itu lho. Tinggal gaya hidup kita,” ujarnya. (cnbc/bsh)

Exit mobile version