Saham Gudang Garam Nyungsep, Sempat Rekor Rp 80.000-an, Kini Rp 9.000-an

Saham Gudang Garam kini turun drastis. (Foto: Wikipedia)

PEKANBARU, FOKUSRIAU.COM- PT Gudang Garam Tbk (GGRM) saat ini mengalami masa-masa sulit. Industri rokok besar mengalami persaingan sengit dengan perusahaan-perusahaan rokok menengah dan kecil.

Perusahaan rokok besar seperti Gudang Garam juga harus menghadapi beban cukai yang tarifnya terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.

Kondisi GGRM yang mulai sempoyongan bisa terlihat dari kinerja keuangannya.

Dari laman Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), GGRM mencatatkan laba bersih sebesar Rp 980,8 miliar sepanjang tahun 2024.

Perolehan itu anjlok drastis hingga 81,57 persen dibandingkan untung tahun 2023 sebesar Rp 5,32 triliun.

Perusahaan rokok yang berbasis di Kediri ini juga sudah menyetop pembelian tembakau dari petani Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Alasannya, stok tembakau sudah banyak menumpuk di gudang perusahaan.

Selain kinerja keuangan yang menurun drastis, harga saham Gudang Garam juga terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun.

Masa kejayaan saham Gudang Garam
Dikutip dari data transaksi saham di BEI, harga saham Gudang Garam pada perdagangan terakhir, yakni Jumat 20 Juni 2025, tercatat sebesar Rp 9.100 untuk harga penutupan.

Harga saham Gudang Garam ini sangat berbanding terbalik dengan kinerja sahamnya pada beberapa tahun sebelumnya. Padahal, awal tahun 2019, harga saham GGRM berada di level Rp 80.000-an.

Misalnya saja pada minggu pertama April 2019, harga saham Gudang Garam tercatat sebesar Rp 83.650 atau hampir menyentuh Rp 90.000 per lembarnya.

Di masa kejayaan industri rokok ini, saham-saham perusahaan rokok, termasuk Gudang Garam, masuk dalam deretan saham dengan harga tertinggi yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.

Harga saham Gudang Garam ini memang terus mengalami penurunan tajam; misalnya, pada pengujung tahun 2024, saham GGRM dijual di level Rp 13.275 per lembar pada perdagangan 30 Desember 2024.

Bahkan pada 8 April 2025, harga saham Gudang Garam pernah menyentuh harga terendah sepanjang 2025, yakni seharga Rp 8.675.

Sementara persis setahun lalu, saham GGRM dijual di harga Rp 18.550. 

Sebelumnya diberitakan, Gudang Garam mengumumkan sudah menghentikan pembelian komoditas tembakau dari ribuan petani di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.

Kepastian ini didapatkan Bupati Temanggung Agus Setyawan usai dirinya berkunjung langsung ke pabrik Gudang Garam yang ada di Kediri.

Dirinya mengaku sudah mendapatkan penjelasan dari manajemen perusahaan rokok besar itu. Ia bilang, faktor anjloknya penjualan rokok menjadi alasan utama GGRM membatasi pengadaan tembakau dari sejumlah daerah, termasuk Temanggung.

“Jadi memang tidak lagi kondusif untuk membeli bahan baku, khususnya dari Temanggung,” kata Agus.

Menurut dia, kebetulan bahan baku tembakau di PT Gudang Garam itu persediaannya memang sudah berlebih; umpama diproses sesuai dengan produksi di bulan-bulan ini, bisa sampai empat tahun ke depan. Dengan kondisi serba susah seperti itu, pembelian bahan baku tembakau dari petani pun pastinya akan sangat terdampak. (kpc/ant/bsh)

Exit mobile version