Rasio Modal Sejumlah Bank Menyusut, Kredit Macet Naik

Ilustrasi. Rasio modal perbankan menyusut. (Foto: Detikcom)

JAKARTA, FOKUSRIAU.COM-Sejumlah bank mencatatkan adanya penyusutan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) dan rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) yang terus meningkat.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akhirnya buka suara terhadap kondisi tersebut. PT Bank Mayapada Internasional Tbk. (MAYA) milik konglomerat Dato Sri Tahir mencatat penyusutan CAR tahun 2023.

Rasio modal bank pun kian tipis, dari 11,13 persen tahun 2022 menjadi 10,78 persen pada 2023.

Meskipun rasio CAR menipis, Bank Mayapada mencatatkan perbaikan dari sisi NPL. Dimana NPL gross berada pada level 3,77 persen pada akhir 2023 dari 4,70 persen pada akhir 2022.

Sementara, NPL net turun dari 3,36 persen menjadi 2,94 persen pada periode sama. PT Bank JTrust Indonesia Tbk. (BCIC) dalam laporan keuangan per September 2023 juga menunjukkan penyusutan CAR dari 14,24 persen menjadi 12,69 persen secara tahunan.

Bank ini diketahui belum merilis laporan keuangan per akhir Desember 2023. Namun dari sisi NPL, bank yang dimiliki investor asal Jepang ini mencatatkan perbaikan.

NPL gross terpantau turun dari 2,18 persen menjadi 1,50 persen, sedangkan NPL net turun dari 1,53 persen menjadi 1,10 persen.

Lalu, meski masih berada pada level yang sangat sehat, PT Bank Ina Perdana Tbk. (BINA) milik konglomerat Anthony Salim mencatatkan penyusutan CAR dari 31,12 persen pada 2022 menjadi 26,17 persen pada 2023.

Bank Ina juga mencatatkan kenaikan rasio NPL dari 1,73 persen pada 2022 menjadi 3,44 persen pada 2023. NPL nett juga naik dari 0,55 persen menjadi 1,69 persen.

PT Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna) yang dikendalikan keluarga crazy rich Sampoerna mencatatkan penyusutan CAR dari 33,01 persen pada 2022 menjadi 30,16 persen pada 2023.

Meskipun, CAR Bank Sampoerna masih pada level yang kuat. Sementara, kualitas aset Bank Sampoerna menurun dengan kenaikan NPL gross bank dari 2,94 persen pada 2022 menjadi 3,3 persen pada 2023, sedangkan NPL nett juga naik dari 1,29 persen menjadi 1,76 persen.

PT Bank MNC Internasional Tbk. (BABP) milik konglomerat Hary Tanoesoedibjo juga mencatatkan kualitas aset bank memburuk. Di mana rasio NPL gross membengkak dari 3,53 persen pada 2022 menjadi 3,96 persen pada 2023.

NPL nett juga naik dari 2,21 persen ke level 2,63 persen. Namun, CAR Bank MNC membaik dari 23,62 persen per 31 Desember 2022 menjadi 31,00 persen per akhir tahun lalu.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan, dalam rangka melakukan pengawasan, OJK melakukan evaluasi berkala terhadap rasio-rasio prudensial yang menjadi fondasi penting dalam menilai kondisi sebuah bank.

Adapun, rasio-rasio prudensial seperti NPL dan CAR merupakan indikator penting yang menentukan langkah pengawasan. Evaluasi terhadap indikator-indikator tersebut memungkinkan OJK untuk menetapkan strategi pengawasan bank.

“OJK selalu melakukan pengawasan terhadap operasional bank untuk memastikan kinerja bank terus optimal dan memenuhi standar prudensial yang telah ditetapkan,” kata Dian dalam keterangan tertulis, Kamis (4/4/2024).

OJK juga mendorong bank untuk senantiasa menerapkan prinsip kehati-hatian dalam operasional kegiatan usahanya. Meski begitu, Dian menilai dalam operasional bank, kinerja bank dapat mengalami siklus penurunan dan peningkatan kinerja.

Secara industri, rasio kredit bermasalah pada Februari 2024 dilaporkan masih terjaga, yaitu sebesar 2,35 persen atau di bawah threshold 5 persen.

Ditambahkan, dampak perekonomian global yang masih volatile dan fenomena higher for longer atau tingkat suku bunga nggi yang berlangsung lebih lama memiliki implikasi signifikan terhadap penurunan nilai aset keuangan dan menyebabkan ketidakpastian ekonomi yang tinggi. (bsh)

Exit mobile version