Kampar  

Cuaca Panas Picu Karhutla, Udara di Kampar Mulai Tidak Sehat

Karhutla di bawah Sutet di Kecamatan Salo, Kabupaten Kampar, Kamis (30/10/2025). (Foto: Dok. Pusdalops-PB Kampar)

KAMPAR, FOKUSRIAU.COM-Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kabupaten Kampar, Riau terus meluas. Cuaca panas membuat tanah kering, sehingga kebakaran mudah terjadi.

Karhutla yang terjadi kini mulai mempengaruhi kualitas udara yang mendekati tidak sehat.

Kepala Pusat Pengendali Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops-PB) Kampar, Adi Candra Lukita mengatakan, suhu udara mencapai 34 derajat celcius.

“Suhu udara saat siang hari dalam sepekan terakhir antara 32 sampai 34 derajat. Cukup panas,” kata Adi, Jumat (31/10/2025).

Dikatakan, sekarang mestinya memasuki musim hujan pada akhir tahun. Namun kenyataannya berbeda.

“Harusnya musim sudah memasuki basah, sudah dimulai awal Oktober. Tapi memang belakangan ini panas,” ujarnya.

Adi menyebut akan berkoordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), terkait prakiraan cuaca. Secara khusus berkaitan dengan anomali cuaca.

Cuaca panas dalam sepekan diikuti maraknya karhutla. Kasus baru muncul setiap hari dengan kepulan asap yang lepas ke udara.

Kualitas Udara Sempat Tidak Sehat
Di tempat terpisah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kampar, Yuricho Efril mengatakan, Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) sempat menyentuh angka 93 dalam sepekan terakhir.

“Dalam minggu ini sempat 93,” katanya.

Angka tersebut hampir menyentuh kualitas udara kategori Tidak Sehat. ISPU kembali turun menjadi 87, Kamis (30/10/2025). ISPU turun lagi dan berada di angka 75 pada Jumat (31/10/2025).

Kualitas udara berdasarkan nilai ISPU berada di kategori Sedang. (tpc/bsh)

Exit mobile version