Oleh : Dr.Afni Z,M.Si*
Kondisi keuangan Siak, dengan sempitnya ruang fiskal, harus disikapi dengan prinsip kehati-hatian dan keterbukaan.
Belajar dari Pemko Surabaya, mereka ternyata sudah memulai inovasi tata kelola pemerintahan sejak 15 tahun lalu. Sudah pula melangkaui 3 periode pemerintahan.
Hasilnya baru nampak sekarang. Saat kita baru memulai e-budgeting, mereka sudah sampai ke sistem e-performance. Dimana setiap PNS hanya akan mendapatkan bonus kerja sesuai kinerja. Semuanya bisa dilihat Walikota, dalam satu klik saja. Bahkan hebatnya, bisa juga dilihat masyarakat sepuasnya.
Jujur harus diakui, bila bicara transparansi, sepertinya kita masih jauh panggang dari api. Tapi bukan berarti tidak bisa. Harus dimulai dan yakin bisa. Harus bisa. Jikapun tidak di masa saya, kelak harus terwujud di masa siapapun yang akan memimpin Siak. Saya hanya berazam membuat tapaknya saja dulu.
Saya kasi contoh, foto di bawah ini adalah bentuk laporan keuangan (secara manual dari staff) tentang kondisi kas Pemkab Siak per tanggal 16 Juli 2025. Uang cash Siak hanya ada lk Rp16 Miliar…! Sementara kewajiban yang harus dibayar Pemkab Siak, tiga kali lipatnya dan semuanya wajib dibayar segera..!
Uang darimana menutup kekurangannya? Kewajiban mana dulu yang harus dibayar? Bagaimana konsekuensi jika tak dibayar? Disinilah letak pentingnya kebijaksanaan pemimpin, saat membelanjakan setiap rupiah uang rakyat.
Saya tetap bersyukur, meski fiskal Pemkab Siak begitu sempit, kami sudah membayarkan gaji ke-13 pegawai (meski baru satu item), melunasi beberapa utang, dan membayarkan beberapa kegiatan di OPD krusial. InsyaAllah begitu ada uang masuk lagi, saya memilih akan memprioritaskan mencicil gaji Guru MDA se Kabupaten Siak. Mohon kesabarannya.
Inilah kondisi yang harus kita sikapi dengan bijak, di tengah sempitnya ruang fiskal Siak yang ditinggali utang ratusan miliar dan pergeseran pendapatan serta belanja yang hampir Rp1,1 triliun.
Kita harus jujur belum bisa berbuat banyak, namun juga tak bisa hanya duduk termenung. Harus bergerak. Harus tetap fokus mencari sumber pendapatan sembari melakukan efesiensi dalam skala besar-besaran.
Untuk mendukung itu semua, saya mengajak seluruh mesin birokrasi di Pemkab Siak meninggalkan gaya lama. Kita harus terbuka pada publik, seterbuka-bukanya.
Mimpi saya, kelak semua laporan keuangan, tidak lagi ekslusif hanya jadi milik kalangan elit, tapi seorang petani di sudut sawahnya, bisa tahu berapa anggaran untuk mengairi lahannya, atau seorang buruh kasar bisa tahu berapa anggaran yang dikeluarkan Pemda Siak untuk mensubsidi pendidikan anak mereka.
Kelak, laporan-laporan manual seperti ini harus menjadi laporan digital dan bisa diketahui publik Siak. Kapan saja, dimana saja. Sehingga tak ada ruang duga menduga, fitnah memfitnah, apalagi ruang untuk para sengkuni memecah belah. Inilah bentuk pertanggungjawaban kami dunia akhirat.
Kita harus berubah demi memenuhi tuntutan rakyat…! Mohon kesabarannya, kalau dalam tahun ini kita masih harus bersakit-sakit dulu. Harapannya:
Tahun ke-2: Siak tertengkak-tengkak
Tahun ke-3: Siak mulai berjalan
Tahun ke-4: Siak mulai berlari
Tahun ke-5: Siak semakin kencang berlari. Silahkan jika di masa ini mau ganti Bupati.
Semoga Allah Swt mencurahkan kasih sayangnya pada Negeri Istana. Aamiin YRA. (*)
* Penulis adalah Bupati Siak