Oleh: Boy Surya Hamta*
Pemilihan Gubernur Riau (Pilgubri), 27 November 2024 mendatang makin menarik untuk dicermati. Dua pasangan calon sudah memperoleh dukungan partai dan memastikan diri berlayar.
Dia adalah pasangan mantan Gubernur Riau Syamsuar dan politisi Mawardi yang didukung Partai Golkar dan PKS. Pasangan ini memiliki 20 kursi dukungan di parlemen.
Pasangan kedua Muhammad Nasir-HM Wardan. Duet anggota DPR RI dan mantan Bupati Inhil dua periode ini didukung Partai Demokrat, Gerindra, PAN dan PPP dengan total 22 kursi parlemen.
Kini, tersisa satu tiket terakhir dari partai Nasdem, PKB dan PDI Perjuangan. Bila ketiga partai ini berkoalisi, tentunya akan bisa mengusung pasangan calon sendiri sekaligus menjadi calon ketiga yang akan bertarung di Pilgubri.
Sebab, total kursi parlemen yang dimiliki ketiga partai ini adalah 23. Dimana Nasdem dan PKB masing-masing memiliki 6 kursi dan PDI Perjuangan sebagai pemenang pemilu di Riau mengantongi 11 kursi.
Itu baru hitungan di atas kertas. Sebab, bisa saja terjadi head to head di Pilgubri kali ini bila saja PDI Perjuangan mendukung salah satu pasangan calon yang sudah ada, Syamsuar-Mawardi atau Nasir-HM Wardan.
Bila ini terjadi, tentu saja tersisa Nasdem dan PKB. Keduanya bila bergabung baru memiliki 12 kursi parlemen.
Mengacu kepada aturan yang ada, setiap pasangan calon yang maju harus mengantongi 20 persen dari total kursi DPRD Riau yang berjumlah 65 kursi atau minimal 13 kursi dukungan.
Sementara gabungan Nasdem dan PKB hanya 12 kursi dan tentu saja tidak cukup untuk mengusung calon. Berbeda kalau PDI Perjuangan sepakat mengusung pasangan calon sendiri. Meski hanya berkoalisi dengan salah satu partai saja, Nasdem atau PKB, masih tetap bisa melaju. Karena total kursi dukungan 17 kursi.
Dengan demikian, PDI Perjuangan memegang peran penting untuk terbangunnya koalisi untuk mengusung pasangan calon ketiga. Lalu siapa pilihan pasangan calon yang akan diusung?
Saat ini, hanya tersisa dua pasangan calon yang masih menunggu keputusan partai untuk diusung. Ada pasangan mantan Gubernur Riau Edy Natar Nasution-HM Harris dan Abdul Wahid-SF Hariyanto.
PDI Perjuangan sendiri, sejauh ini belum memiliki kader yang akan diusung. Dua kader terbaiknya, Kasmarni dan Zukri memilih untuk menjadi calon petahana di Bengkalis dan Pelalawan. Praktis, PDI Perjuangan berada dalam posisi mendukung pasangan calon.
Sementara melihat latar belakang politik dari dua pasangan calon yang berharap memperoleh dukungan PDI Perjuangan ternyata juga bukan tokoh sembarangan.
Edy Natar Nasution merupakan Ketua Dewan Pakar Partai Nasdem Riau. Artinya, potensi Nasdem untuk memberikan dukungan terhadap dirinya cukup besar.
Sementara Abdul Wahid merupakan Ketua DPW PKB Riau dan anggota DPR RI. Abdul Wahid sendiri tentu memiliki modal dukungan kuat dari PKB untuk maju di Pilgubri.
Bila kemudian Nasdem dan PKB memberikan dukungan kepada kadernya untuk maju, tentu saja PDI Perjuangan menjadi kunci dan memegang peran penting agar salah satu pasangan ini bisa melaju di Pilgubri.
Sekarang, PDI Perjuangan menjadi penentu dalam Pilgubri. Apakah akan terjadi tiga pasangan atau dua pasangan yang akan bertarung, semua ada di tangan PDI Perjuangan. Jadi, ending dari calon di Pilgubri masih harus dinantikan. (*)
*Penulis adalah wartawan dan Sekretaris Pro Jurnalismedia Siber (PJS) Riau