Alih Kelola Blok Rokan, Antara Realistis dan Mimpi

Nawasir Kadir. (Foto: Istimewa)

Lalu, menurut Anda solusinya seperti apa?

Selama ini, Pemerintah terlena dan tidak pernah mengevaluasi kinerja Pertamina secara serius dan profesional. Sampai kini kita masih impor BBM 1,1 juta barel/perhari. Sementara produksi minyak kita kurang dari 700 barel/hari. Akibatnya apa, devisa terkuras untuk itu saja. Meski berdarah-darah, tetapi tetap harus dilakukan dan banyak pemain impor minyak yang senang juga kan.

Kalau mengharapkan yang ada sekarang, itu mimpi saja menurut saya. Kecuali ada investor-investor besar yang mau berinvestasi di Indonesia. Ini memang sulit, karena korporasi besar dunia perminyakan mulai berpaling ke bisnis energi non fosil yang lebih sustainable, energi bersih terbarukan. Kita doakan saja, semoga ada keajaiban semua bisa berjalan bagus dan mulus hehe.

Apa harapan anda kepada Pertamina dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat Riau saat mengelola Blok Rokan nantinya?

Pertamina harus membuka diri dan mau lebih memperhatikan masyarakat. Pemerintah daerah juga harus ngotot. Begitu pula masyarakat juga harus mempersiapkan diri dengan skil memadai agar bisa ikut serta mengelola sumber daya alam tersebut. Tidak saja sebagai pekerja, kontraktor dan pemasok formal.

Masyarakat umum bisa saja memanfaatkan peluang sumur-sumur tua yang sudah ditinggal untuk dikelola menjadi sumber bernilai ekonomis besar. Seperti yang dilakukan masyarakat Aceh, Sumsel atau Cepu.

Lewat koperasi yang mereka bangun, mereka bisa ikut serta membantu pemerintah dalam mengatasi masalah ketenagakerjaan dan menggerakkan ekonomi masyarakat tempatan.

Nah, Chevron itu punya banyak sumur minyak ada lebih 10.000 sumur. Dan sumur-sumur yang sudah tua itu mereka biarkan begitu saja tanpa pengelolaan. Ini peluang bisa dimanfaatkan jika masyarakat Riau punya skill di bidang itu. 

Dalam hal ini, pemerintah daerah atau Pertamina yang mengelola Blok Rokan sebenarnya bisa memberikan pelatihan-pelatihan kepada masyarakat bagaimana mengelola sumur-sumur tua peninggalan Chevron tersebut secara benar, efektif dengan tetap memperhatikan keselamatan kerja dan lingkungan. (*)

Penulis: M Yasier
Editor: Boy Surya Hamta

Exit mobile version