Wabup Syafrudin Poti Apresiasi Kegiatan Dokumentasi Publikasi Warisan Budaya dan Sejarah Kerajaan Rokan

Wabup Syafrudin Poti menerima penghargaan dari Raja Rokan IV Koto H Tengku Endrizal Gelar Yang Dipertuan Besar saat kunjungan ke Istana Rokan. (Foto: Pemkab Rohul)

ROKAN HULU, FOKUSRIAU.COM-Wakil Bupati Syafaruddin Poti menghadiri pembukaan kegiatan dokumentasi dan publikasi warisan budaya serta sejarah Kerajaan Rokan yang dihelat Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IV Riau-Kepri di Istana Raja Rokan, Jumat (2/5/2025).

Asisten I Fhatanalia, Kadis Pariwisata Helfiskar, Kadis Kominfo Syofwan, Kadis Dalduk KB Bambang Triono, Kaban BPBD Ridarmanto, Raja Rokan IV Koto H. Tengku Endrizal Gelar Yang Dipertuan Besar, Ketua Umum DPH LAMR Rohul Datuk Seri Zulyadaini Gelar Datuk Saudagar Rajo, perwakilan BPK Wilayah IV Riau-Kepri Ardiansyah dan camat serta kepala desa juga menghadiri acara tersebut.

Wabup Syafaruddin Poti menyampaikan apresiasi terhadap langkah BPK Wilayah IV Riau-Kepri dalam mengangkat kembali sejarah Kerajaan Rokan melalui dokumentasi budaya.

Dikatakan, kegiatan ini sejalan dengan visi dan misi pemerintah daerah untuk periode 2025–2029, khususnya dalam bidang pemberdayaan masyarakat religius serta pelestarian adat dan budaya.

“Pelestarian adat dan sejarah seperti ini sangat penting, karena menjadi bagian dari jati diri dan kekayaan daerah. Ini adalah tanggung jawab bersama yang bisa diwujudkan melalui pendidikan, seni dan keterlibatan aktif masyarakat,” ujarnya.

Seluruh elemen masyarakat, termasuk para tokoh adat dan ninik mamak juga diajak untuk terus menjaga dan melestarikan nilai-nilai budaya yang telah diwariskan secara turun-temurun.

Selain bentuk pelestarian, kegiatan ini juga diharapkan mampu mendorong perkembangan ekonomi kreatif dan sektor pariwisata berbasis budaya di Rohul.

Perwakilan BPK Riau-Kepri, Ardiansyah menjelaskan, dokumentasi berupa film ini bertujuan untuk mengenalkan kembali sejarah adat dan budaya kepada generasi muda.

Film tersebut tidak hanya akan dijadikan arsip dokumenter, namun juga akan ditayangkan di sekolah-sekolah dan di platform YouTube sebagai bahan edukasi yang mudah diakses masyarakat.

“Harapannya, generasi muda tidak melupakan akar budaya mereka, dan justru menjadi pelanjut dalam menjaga warisan ini,” tukasnya. (adv/kominfo)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *