Ruas Jalan Bukittinggi-Padang Kembali Normal

Ruas jalan Bukittinggi-Padang kembali bisa dilewati kendaraan. (Foto: RRI)

BUKITTINGGI, FOKUSRIAU.COM-Akses jalan Bukittinggi-Padang yang sempat terputus akibat banjir lahar dingin Gunung Marapi di Jorong Koto Nan Gadang Nagari Aie Angek Kecamatan X Koto, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat (Sumbar) kini kembali normal.

Informasi yang diperoleh menyebut, akses jalan tersebut mulai bisa dilalui kendaraan setelah petugas gabungan dan warga setempat bahu-membahu membersihkan material lahar dingin yang menutupi badan jalan.

Meskipun akses jalan telah kembali normal, pengendara diimbau untuk tetap berhati-hati saat melintasi kawasan tersebut. Pasalnya, jalan masih licin akibat endapan tanah yang terbawa oleh banjir lahar dingin.

Sebelumnya, beredar video di media sosial memperlihatkan banjir bandang lahar dingin Gunung Marapi menerjang Bukik Batabuah, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Jumat (5/4/2024) sore.

Bencana ini merendam sejumlah rumah warga dan menutupi jalanan dengan lumpur, bahkan menyeret beberapa kendaraan.

Berdasarkan video yang beredar, terlihat arus banjir bandang cukup deras dengan air berwarna coklat pekat.

Banjir mengakibatkan lumpuhnya akses lalu lintas, termasuk akses dari Padang Panjang menuju Bukittinggi dan sebaliknya.

Menurut informasi, banjir bandang datang secara tiba-tiba sekitar pukul 16.00 WIB. Hujan deras sebelumnya mengguyur daerah Agam dan Tanah Datar, yang diduga menjadi penyebab terjadinya lahar dingin.

Pasca banjir bandang yang terjadi di kawasan Nagari Bukik Batabuah, Kabupaten Agam, gabungan dari Polisi, TNI, BPBD dan stakeholder terkait melakukan pembersihan material yang menumpuk.

Pantauan di lapangan, material banjir terdiri dari aliran air lahar dingin yang bercampur dengan rumput dan kayu.

Sampai pukul 17.30 WIB, banjir lahar dingin masih tinggi dan menggenangi akses jalan utama hingga menyebabkan arus lalu lintas terputus karena derasnya dan tingginya aliran banjir.

Salah seorang warga, Zul mengatakan, air meluap karena tersumbatnya aliran sungai di bawah jembatan.

“Sebelumnya kadang-kadang air dari aliran sungai ini juga besar, tapi mungkin tadi karena membawa material lumpur dan kayu yang cukup banyak, sehingga tersumbat dan meluap,” ulasnya.

Dikatakan, di bawah jembatan terdapat beberapa pondasi, sehingga lubang untuk aliran sungai cukup kecil. “Lubangnya kecil, sementara yang dibawa dari atas (Gunung) materialnya besar-besar,” katanya dikutip FokusRiau.com dari TribunPadang.com. (bsh)

Exit mobile version